Suara.com - Tekanan darah tinggi adalah kondisi yang bisa menyebabkan masalah kesehatan, seperti penyakit jantung.
Untungnya, tekanan darah tinggi ini bisa diatasi dengan melakukan diet sederhana. Sebuah penelitian menemukan minum teh asam bisa membantu menurunkan tekanan darah tinggi.
Teh asam juga disebut sebagai teh kembang sepatu, yakni teh harum yang dibuat dari kelopak kering bunga Hibiscus sabdariffa tropis.
Studi yang diterbitkan di Journal of advanced Pharmaceutical technology & research berusaha untuk mengevaluasi efek antihipertensi dari teh asam pada hipertensi stadium satu.
Baca Juga: Dikira Virus Corona Covid-19, Anak Remaja Ini Nyaris Meninggal akibat Infeksi Sinus!
Tahap satu hipertensi juga disebut sebagai prehipertensi, yakni pembacaan tekanan darah yang menunjukkan Anda mungkin mendapatkan tekanan darah tinggi di masa depan.
Pasien dengan hipertensi tahap satu yang didiagnosis oleh ahli jantung telah dimasukkan dalam uji klinis ini setelah memberikan persetujuan.
Para pasien dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok kontrol dan kelompok kasus yang menjalani gaya hidup dan diet sehat untuk mengontrol tekanan darah tinggi. Kelompok kasus mendapatkan dua cangkir teh asam setiap pagi selama 1 bulan.
Kemudian, peneliti mencatat tekanan darah kedua kelompok pada awal dan akhir penelitian untuk dianalisis.
Sebanyak 46 pasien berpartisipasi dalam penelitian ini dan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal usia dan indeks massa tubuh (BMI) antara kelompok.
Baca Juga: WHO Peringatkan Munculnya Rekombinan Virus Corona Omicron BA.1 Dan BA.2
BMI adalah ukuran yang menggunakan tinggi dan berat badan Anda untuk berolahraga jika berat badan Anda sehat.
Ada penurunan yang signifikan dalam tekanan darah sistolik pada kedua kelompok, tetapi penurunan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik lebih signifikan pada kelompok yang minum teh asam.
"Menggunakan H. sabdariffa sebagai teh asam untuk diminum dua kali sehari dapat efektif dalam mengelola tekanan darah pada hipertensi tahap satu bersama dengan gaya hidup dan modifikasi pola makan," kata para peneliti dikutip dari Express.