Capsaicin adalah komponen aktif dalam cabai yang mempercepat metabolisme, kehilangan lemak dan menghambat gangguan pembuluh darah.
Tapi, ini adalah studi longitudinal pertama yang menyelidiki hubungan antara asupan cabai dan fungsi kognitif.
Mereka yang banyak makan cabai memiliki pendapatan dan indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah serta lebih aktif secara fisik dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsinya.
Para peneliti mengatakan orang dengan berat badan normal mungkin lebih sensitif terhadap asupan cabai daripada orang yang kelebihan berat badan, sehingga berdampak pada memori dan berat badan.
Bertentangan dengan hasil penelitian yang ada, penelitian lain menemukan bahwa makanan pedas dapat memiliki manfaat kesehatan yang cukup besar di bagian tubuh lainnya.
Para peneliti menganalisis data dari lebih dari 4.729 studi dari lima database kesehatan global terkemuka.
Temuan penelitian membandingkan dengan orang yang jarang atau tidak pernah makan cabai dengan mereka yang sering mengonsumsinya mengalami penurunan 23 persen dalam kematian terkait kanker dan pengurangan 25 persen pada kematian dini secara keseluruhan.
Ada sejumlah faktor risiko demensia yang tidak dapat Anda ubah, tetapi semakin banyak bukti yang menunjukkan cara Anda dapat memengaruhi risiko tersebut.
Salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah penyakit kardiovaskular (CVD), penyakit yang merusak jantung atau mempersulit darah untuk beredar ke seluruh tubuh.
Baca Juga: Dewa 19 Batal Konser Alasan Omicron, Ahmad Dhani Sindir Warga Bandung yang Tak Pakai Masker
"Kardiovaskular sangat meningkatkan risiko seseorang terkena demensia," kata Alzheimer's Society (AS).