Suara.com - Baru-baru ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan kemungkinan adanya berbagai jenis rekombinan virus corona.
Pekan lalu, WHO telah mengonfirmasi virus rekombinan baru kombinasi strain Omicron BA.1 dan BA.2.
Pada Sabtu (19/3/2022), WHO mencuit rekombinan Delta AY.4 dan Omicron BA.1, menurut Times of India.
"Rekombinan diprediksi karena #SARSCoV2 tersebar luas di antara manusia dan banyak spesies hewan sekarang. Pengujian, pengawasan, pengurutan dan berbagi data penting untuk melacak kondisi pandemi dan mengambil tindakan dini ketika varian baru muncul," jelas Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan.
Baca Juga: Positif COVID-19, Bomber Inter Milan Lautaro Martinez Batal Perkuat Timnas Argentina
Apa itu virus rekombinan?
"Kombinasi varian virus corona Omicron dan Delta dikenal sebagai rekombinan," kata Ahli Epidemiologi Penyakit Menular dan Pimpinan Teknis Covid-19 WHO, Marian Van Kherkhove.
Berdasarkan laporan penelitian, virus rekombinan memiliki protein lonjakan dan struktural dari BA.1 dan bagian genom yang tersisa dari Delta.
Virus rekombinan memiliki komposisi genetik dari kedua strain asli.
Penyebab virus rekombinan
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Tingkatkan Risiko Gangguan Pendengaran? Ini Temuan Penelitian dari AS
Rekombinan terjadi ketika setidaknya dua genom virus menginfeksi sel inang yang sama dan bertukar segmen genetik. Rekombinasi biasanya terjadi pada varian dari jenis virus yang sama.
Ada berbagai jenis rekombinasi pada virus, rekombinasi homolog, rekombinasi non-homolog, dan pengocokan atau reassortment.