Target Eliminasi 2030, Kemenkes Bakal Skrining TB Besar-Besaran Tahun Ini

Selasa, 22 Maret 2022 | 16:10 WIB
Target Eliminasi 2030, Kemenkes Bakal Skrining TB Besar-Besaran Tahun Ini
Ilustrasi tuberkulosis. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia masih menempati urutan ketiga kasus tuberkulosis atau TB terbanyak dunia, hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencanangkan skrining TBC besar-besaran.

Menariknya menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, Dr. drh. Didik Budijanto bahwa skrining TBC besar-besaran ini akan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau intelligence artificial alias AI.

Adapun TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis di paru-paru.Kondisi ini, kadang disebut juga dengan TB paru. Bakteri tuberkulosis yang menyerang paru-paru menyebabkan gangguan pernapasan, seperti batuk kronis dan sesak napas.

"Mudah-mudahan berhasil, berhasil besar-besaran yang transformasional dengan memanfaatkan peralatan AI untuk berikan hasil diagnosis TBC yang lebih cepat dan efisien," ujar Dr. Didik dalam diskusi Kemenkes memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2022, Selasa (22/3/2022).

Baca Juga: Selain Covid, Pemerintah Juga Khawatir Tingginya Penularan TBC

Ilustrasi infeksi bakteri tuberkulosis. [Shuttertsock]
Ilustrasi infeksi bakteri tuberkulosis. [Shuttertsock]

Alat AI yang dipersiapkan untuk skrining TBC yakni berupa X-Ray yang nampak seperti sajadah atau karpet yang bisa diletakan di atas dan di bawah tubuh pasien terduga memiliki bakteri TB di tubuhnya.

"Sedang diupayakan pengadaan alat tersebut bisa segera," tutur Dr. Didik.

Sayangnya, saat ditanya lebih jauh terkait kapan realisasi dan praktik skrining besar-besaran bakal diluncurkan, Dr. Didik belum bisa memastikan lebih lanjut. Namun ia berharap skrining bisa segera di lakukan di tahun 2022.

"Tentang kapannya, tepatnya, tentu saja pada tahun ini kita upayakan karena proses masih terus berjalan," tuturnya.

Adapun program skrining besar-besaran ini ditujukan untuk mengejar gap atau jarak kasus dugaan TBC yang berkisar sebanyak 800 ribu kasus. Namun yang ditemukan dan mendapatkan pengobatan baru ada sebanyak 500 ribu kasus.

Baca Juga: Wakil Bupati Cianjur TB Mulyana Temukan Pipa Utama PDAM Sudah Tidak Layak Pakai

"Dengan ditemukannya sekian gap 300 ribu, ini akan mempercepat target global, di 2030 kita bisa eliminasi TBC, oleh karena itu salah satu upaya dengan menemukan secara cepat kemudian diobati, kontak tuntas 100 persen, ini target kita menyelesaikan di tahun 2030," tutup Dr. Didik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI