Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan melakukan tes Covid-19 mandiri di rumah, karena bisa menyebabkan bahaya.
FDA AS baru-baru ini mengeluarkan izin penjualan untuk alat tes Covid-19 mandiri, yang bisa dibeli siapapun. Namun, penggunaannya harus hati-hati karena kandungan bahan kimia bisa menyebabkan deretan masalah kesehatan.
"Penggunaan yang tidak tepat bisa menyebabkan bahaya. Cairan yang digunakan memiliki kandungan bahan kimia natrium azida yang berbahaya jika tertelan atau mengenai mata, kulit, mulut, dan hidung," tulis FDA dalam keterangannya, dikutip dari Medical Daily.
FDA juga mengeluarkan pedoman cara penyimapanan alat tes Covid-19 mandiri yang benar di rumah. Salah satunya adalah menjauhkan alat tes dari jangkauan anak-anak dan peliharaan, serta menghubungi dokter jika terjadi masalah kesehatan seperti iritasi.
Baca Juga: Aturan Vaksin dan Tes COVID-19 Dicabut, Jumlah Penumpang Kereta Api Meningkat
Dalam pernyataannya, FDA mengaku menerima sejumlah laporan efek samping akibat penggunaan yang tidak tepat. Contoh kasus yang dilaporkan antara lain mata merah dan iritasi karena cairan mengenai mata serta sakit perut karena anak-anak tanpa sengaja menelan cairannya.
"Penjualan dan penggunaan alat tes Covid-19 mandiri di rumah ini akan terus dipantau demi komitmen terhadap perlindungan kesehatan publik," terang FDA.
Beberapa waktu lalu, penggunaan alat tes Covid-19 mandiri juga pernah mendapat sorotan dari pakar patologi klinis.
Ahli Patologi Universitas Sebelas Maret dr. Tonang Dwi Ardyanto, Sp.PD., PhD., mengatakan bahwa tes swab antigen mandiri berisiko memunculkan hasil negatif palsu. Hal itu bisa terjadi apabila pengambilan sampel tidak dilakukan dengan benar.
Ia menjelaskan bahwa swab antigen yang sesuai standar harua dilakukan pada hidung paling belakang, disebut juga nasofaring, atau di bagian tengah atau nasal.
"Kalau kita swab mandiri agak sulit untuk mendapatkan nasofaring, karena tidak nyaman kalau diambil. Jadi kalau dilakukan swab mandiri rentan tidak akurat. Kecuali kalau misalnya tenaga kesehatan kan sudah tahu," kata dokter Tonang, saat dihubungi Suara.com, Selasa (22/2).
Oleh sebab itu, apabila hasil swab antigen mandiri negatif, padahal memiliki kontak erat dengan pasiem Covid-19 dan mengalami gejala, sebaiknya dikonfirmasi ulang dengan tes swab di fasilitas kesehatan.
Tetapi, apabila swab mandiri hanya untuk mengetahui kondisi rutin dan sadar tidak memiliki kontak erat dengan siapa pun juga tidak mengalami gejala mirip Covid-19, menurut dokter Tonang, tak masalah untuk dilakukan.
"Kalau dengan swab mandiri dinyatakan positif itu sudah cukup pasti kalau dia memang ada virusnya. Tapi kalau hasilnya negatif perlu hati-hati. Kalau sudah jelas ada kontak erat, ada gejala, tapi hasil swab mandiri negatif, bisa jadi pengambilan sampelnya kurang tepat. Sebaiknya swab konfirmasi ke rumah sakit," tuturnya.