Suara.com - Ada kabar baik bagi penerima dua dosis awal atau vaksin primer Sinovac ditambah satu dosis vaksin booster Sinopharm. Disebut bahwa antibodi Covid-19 akan meningkat 10 kali lipat dari antibodi sebelum diberikan vaksin booster.
Seperti diketahui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baru saja merilis vaksin Sinopharm sebagai kombinasi vaksin booster campuran atau vaksin booster heterolog Covid-19.
Peningkatan antibodi ini didapatkan melalui hasil uji klinik booster heterolog ini, pada aspek imunogenisitas saat penerima vaksin primer Sinovac ini diberikan satu dosis Sinopharm alami peningkatan respon antibodi.
"Peningkatan ini terjadi pada pengukuran hari ke-14 dan ke-28 pasca pemberian dosis booster. Antibodi IgG anti-sRBD menunjukkan peningkatan sebesar 8,19 kali dan 10,65 kali dibandingkan sebelum pemberian booster atau baseline," terang BPOM melalui rilisnya yang diterima suara.com, Selasa (22/3/2022).
Baca Juga: Ditemukan Banyak Vaksin COVID-19 Sudah Kadaluwarsa, Begini Penjelasan BPOM
Adapun booster Sinopharm ini diberikan satu dosis untuk masyarakat berusia di atas 18 tahun, yang sebelumnya telah menerima vaksin primer Sinovac lengkap dengan jarak 6 bulan sebelumnya.
Dijelaskan Kepala BPOM, Penny K. Lukito bahwa vaksin booster heterolog Sinopharm ini sudah ditinjau dan aspek keamanannya bisa ditoleransi dengan baik.
Adapun reaksi lokal yang paling sering ditemukan dalam uji klinik booster campuran ini, berupa pada tempat suntikan, pruritus atau rasa gatal, kemerahan dan pembengkakan.
Sedangkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI sistemik yang paling banyak dilaporkan adalah fatigue atau kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, dan batuk.
"Profil kejadian sampingan (Adverse Events/AEs) yang dilaporkan dalam uji klinik booster heterolog ini, serupa dengan kejadian sampingan pada uji klinik vaksin primer maupun booster homolog, yaitu bersifat ringan hingga sedang,” ungkap Penny.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Segera Jadi Endemi, Sekda Bantul Haruskan Prokes Jalan Terus
Penambahan vaksin Sinopharm sebagai vaksin booster heterolog ini, membuat Indonesia sudah bisa menggunakan 5 vaksin booster heterolog atau bisa dicampur, yakni Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Moderna, dan Sinopharm.
"Disetujuinya penggunaan vaksin Sinopharm ini telah menambah alternatif vaksin booster heterolog bagi masyarakat yang menggunakan vaksin primer Sinovac sebelumnya," ungkap Penny.
Pemberian izin vaksin booster heterolog untuk Sinopharm ini juga diberikan berdasarkan hasil kerjasama Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin Covid-19 dan ITAGI, sehingga vaksin booster campuran ini sudah bisa diaplikasikan ke masyarakat.