Mulai Bulan Depan, Hong Kong Bakal Buka Sekolah dan Kurangi Masa Karantina Turis Asing

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 21 Maret 2022 | 21:23 WIB
Mulai Bulan Depan, Hong Kong Bakal Buka Sekolah dan Kurangi Masa Karantina Turis Asing
Seorang perempuan yang melakukan perjalanan menggunakan masker untuk mencegah paparan Covid-19 di bandara Hong Kong International, Hong Kong, (20/10/2020). [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus COVID-19 yang mengalami penurunan membuat otoritas Hong Kong mulai melonggarkan aturan pembatasan.

Mulai 1 April Hong Kong akan memperlonggar larangan penerbangan, mengurangi masa karantina turis asing, dan juga kembali membuka sekolah.

Kepala eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengumumkan kebijakan tersebut setelah pemerintahannya dikritik oleh pelaku bisnis dan penduduk karena kota-kota lain di dunia mulai hidup bersama virus.

Penduduk di kota yang dikendalikan oleh pemerintah China itu semakin frustrasi dengan aturan-aturan ketat, beberapa di antaranya telah diberlakukan selama dua tahun lebih.

Baca Juga: Wow! Hong Kong Mulai Gunakan Obat Paxlovid untuk Menekan Kematian Akibat COVID-19

Suasana di stasiun pengumpulan spesimen bergerak untuk pengujian Covid-19 yang dipadati warga di Distrik Tung Chung, Hong Kong, Kamis (10/2/2022). [Peter PARKS / AFP]
Suasana di stasiun pengumpulan spesimen bergerak untuk pengujian Covid-19 yang dipadati warga di Distrik Tung Chung, Hong Kong, Kamis (10/2/2022). [Peter PARKS / AFP]

Larangan penerbangan dari Australia, Inggris, Kanada, Prancis, India, Nepal, Pakistan, Filipina dan Amerika Serikat akan dicabut mulai 1 April.

Perbatasan Hong Kong secara efektif telah ditutup sejak 2020 sehingga kota yang dikenal sebagai pusat keuangan global itu menjadi terisolasi.

"Larangan penerbangan tidak lagi tepat… (larangan) itu akan sangat mengganggu warga Hong Kong yang terjebak di sembilan negara ini jika larangan dilanjutkan," kata Lam dalam jumpa pers.

Karantina di hotel bagi pendatang akan dipersingkat dari 14 hari menjadi tujuh hari jika hasil tes negatif, kata Lam.

Sekolah akan menggelar pembelajaran tatap muka mulai 19 April setelah liburan Paskah, sedangkan tempat-tempat umum, seperti fasilitas olahraga, akan dibuka lagi mulai 21 April.

Baca Juga: Kasus Positif COVID-19 di China Naik, Tapi Kok Protokol Kesehatan Malah Dilonggarkan?

Aturan jarak sosial akan dilonggarkan secara bertahap mulai 21 April, ketika restoran boleh dibuka hingga setelah pukul 18.00 dan jumlah pengunjungnya ditambah dari dua menjadi empat orang per meja.

Kelab malam, pub dan pantai akan dibuka lagi pada tahap kedua, dan masyarakat boleh berolahraga di ruang terbuka tanpa masker.

Pelonggaran pembatasan COVID-19 diambil setelah pemerintah Lam berkali-kali dikecam politisi, media pro-Beijing dan di media sosial China, beberapa pekan sebelum kota itu menggelar pemilihan kepala eksekutif pada 8 Mei.

Lam menolak berkomentar apakah dia akan maju untuk masa jabatan berikutnya.

Rencana untuk melakukan tes COVID massal akan ditunda, kata Lam, berdasarkan pendapat para ahli bahwa waktunya tidak tepat.

Hong Kong memerlukan strategi yang jelas untuk menghadapi COVID ketimbang berusaha memusnahkan virus corona secara total, kata para ahli.

Meskipun bekas koloni Inggris itu secara resmi menerapkan kebijakan "nol dinamis" COVID seperti China daratan, Hong Kong telah beralih ke strategi mitigasi ketika jumlah kematian melonjak.

Hong Kong mencatat tingkat kematian tertinggi di dunia dalam beberapa pekan terakhir, lebih dari 24 kali dari kota saingannya Singapura.

Tingginya tingkat kematian akibat COVID disebabkan oleh banyaknya warga berusia lanjut yang tidak divaksinasi ketika varian Omicron yang cepat menular melanda panti-panti jompo sejak Februari.

Sejak awal pandemi, kota padat penduduk itu telah mencatat lebih dari 1 juta kasus infeksi dan sekitar 5 ribu kematian, sebagian besar dilaporkan pada bulan lalu. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI