Suara.com - Bulan suci Ramadan tahun ini menjadi yang ketiga kalinya terjadi di tengah kondisi pandemi Covid-19. Meski begitu, risiko penularan virus corona mungkin agak berbeda dibandingkan Ramadan dua tahun lalu.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 IDI Profesor Dr. dr. Zubairi Djurban, Sp.PD., mengatakan bahwa risiko penularan virus corona saat ini memang telah turun drastis.
"Kita bisa lihat dari positivity rate yang masih rendah. Namun belum amat aman, yang disebut amat aman itu seperti Desember di mana positivity rate bisa dibawa 1 persen. Sekarang kita masih di atas 10 persen," kata Profesor Zubairi ditemui di kantor PB IDI, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Anjuran sejumlah ulama memang telah membolehkan salat berjamaah di masjid dengan saling berdempetan. Tetapi, saran Profesor Zubairi, sebaiknya tetap diberlakukan jaga jarak.
Baca Juga: Ahli Temukan Hubungan Infeksi Virus Corona Covid-19 Ringan dan Risiko Diabetes
Menurutnya, salat berjamaah di masjid di ruang terbuka juga dinilai lebih aman dari risiko penularan, karena sirkulasi udara lebih baik.
"Saya bukan ahli agama, tapi seingat saya, Nabi (Muhammad) itu salat tarawih (berjamaah di masjid) hanya sekali. Jadi memang tidak amat disarankan untuk selalu berjama'ah di masjid. Salat Tarawih di rumah mungkin bersama istri dan anak dan bisa menjaga jarak," ujarnya.
Sementara itu, terkait hari raya Idulfitri, Profesor Zubairi mengingatkan bagaimana berdasarkan pengalaman dua tahun berturut-turut, kasus Covid-19 kerap naik pasca masa liburan panjang.
Karenanya, meskipun nantinya pemerintah mengizinkan pelaksanaan mudik lebaran, masyarakat disarankan tidak mudik secara bergerombol.
Kegiatan mudik bersama menggunakan bus, seperti saat sebelum ada pandemi Covid-19, belum bisa lagi dilakukan saat ini.
Baca Juga: Waspadai Kerumunan Saat Bulan Suci, Masyarakat Balikpapan Diwanti-wanti Soal Pasar Ramadan
"Sekarang zaman sudah berubah. Perubahan new normal artinya tetap kita harus menjaga diri, karena kalau ke diri kita yang sakit bukan hanya diri sendiri, tapi juga bisa menularkan ke orang lain," katanya.
Penting diingat, lanjut Profesor Zubairi, bahwa segala kebijakan terkait aktivitas masyarakat perlu disesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19 sehari-hari.