Kasus Covid-19 Dunia Naik Lagi, Guru Besar FKUI Ungkap Kemungkinan Penyebabnya

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 19 Maret 2022 | 21:08 WIB
Kasus Covid-19 Dunia Naik Lagi, Guru Besar FKUI Ungkap Kemungkinan Penyebabnya
Ilustrasi omicron, ciri-ciri omicron pada anak (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di saat Indonesia mulai melonggarkan pembatasan karena tren penurunan kasus Covid-19, sejumlah negara dunia malah kembali mengetatkan aturan karena kenaikan kasus.

Hal ini menjadi perhatian Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama. Ia mengatakan berdasarkan laporan mingguan WHO tanggal 15 Maret, kasus Covid-19 yang tadinya mengalami penurunan sejak Januari 2022 kembali mengalami kenaikan.

"Laporan mingguan WHO 15 Maret 2022 menunjukkan bahwa kasus baru COVID-19 di dunia yang tadinya terus menurun sejak akhir Januari 2022 maka pada minggu antara 7 sampai 13 Maret 2022 untuk pertama kalinya naik kembali, sekitar 8% lebih tinggi," terangnya kepada Suara.com.

Ia mengatakan ada banyak faktor yang bisa membuat kasus Covid-19 turun maupun naik. Penelitian ilmiah untuk mencari penyebabnya pun masih dilakukan di banyak negara.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Myanmar Konfirmasi Kasus Omicron Subvarian BA.2

Skenario Pemerintah Hadapi Peningkatan Varian Omicron
Skenario Pemerintah Hadapi Peningkatan Varian Omicron

Namun dari sejumlah laporan, ia menyebutkan ada beberapa kemungkinan yang bisa disebut sebagai faktor utama meningkatnya kasus Covid-19.

"Kita harus tunggu analisa ilmiah yang lengkap, tetapi ada yang memperkirakan bahwa bukan tidak mungkin karena pelonggaran restriksi, mungkin juga karena varian BA.2, atau mungkin juga karena variasi epidemiologis yang memang belum menetap polanya, atau sebab-sebab yang lain," terangnya.

Ia juga meminta Indonesia untuk terus waspada, meski tren kasus mengalami penurunan. Sebab, penurunan jumlah kasus yang terjadi juga dibarengi dengan penurunan jumlah tes Covid-19.

"Sebagai gambaran saja, pada saat puncak kasus 64.718 pada 16 Februari 2022 maka angka itu berdasar jumlah PCR 104.855 test, antigen 243.225 dan total test 348.080. Sementara data kemarin 17 Maret 2022 jumlah kasus harian memang jauh lebih rendah dari 60 ribuan dan menjadi 11.512 orang, tapi itu berdasar jumlah test yang lebih rendah pula, PCR 36.007 test, antigen 88.996 dan total test 125.003," tutupnya.

Baca Juga: Avimac Telah Bantu Penyembuhan Pasien Terjangkit Covid-19, Ini Zat Aktif yang Terkandung di Dalamnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI