Suara.com - Virus corona varian Omicron masih terus menyebar di berbagai belahan dunia. Bahkan, terbaru varian ini memunculkan subvarian, yakni BA.1 dan BA.2.
Meski tidak mematikan seperti varian Delta, strain Omicron sangat menular. Bahkan ini menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di beberapa negara, salah satunya Inggris.
Menurut Sekretaris Kesehatan Inggris, peningkatan kasus telah diprediksi karena banyak pembatasan Covid-19 dicabut dan orang-orang kembali bergerak bebas.
Peningkatan kasus ini membuat kepala aplikasi ZOE, aplikasi yang mencatat gejala Covid-19 asal Inggris, buka suara.
"Diprediksi kasus meningkat lagi untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu," ujar Tim Spector di kanal YouTube-nya.
![Ilustrasi bersin. [Joseph Mucira/Pixabay]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/28/63900-ilustrasi-bersin.jpg)
Selain itu, berdasarkan data ZOE, Spector mengungkap gejala Covid-19 Omicron yang umum dialami orang Inggris, yakni hidung meler.
"Hidung meler muncul di hampir 80 persen dari semua kasus," sambungnya, dilansir Times of India.
Menurut Spector, hal ini menunjukkan bahwa varian Omicron sangat memengaruhi hidung.
Hidung meler atau rhinorrhea terjadi ketika hidung mengeluarkan sekresi berlebihan, bisa berupa cairan bening dan encer atau lendir yang kental. Biasanya terkait dengan kondisi seperti rinitis, infeksi hidung atau sinus.
Baca Juga: Mengenal Penyebab dan Gejala Migrain Kronis, Jangan Dianggap Remeh!
Selain hidung meler, aplikasi ZOE juga mencatat gejala Omicron lain yang umum dialami banyak penderita Covid-19, yakni: