Suara.com - Otoritas kesehatan China melaporkan dua kematian akibat virus corona Covid-19 di provinsi Jilin bagian timur laut pada Sabtu (19/3/2022).
Kasus ini merupakan peningkatan kematian pertama sejak Januari tahun lalu, ketika negara memerangi lonjakan kasus yang didorong oleh Omicron.
Sementara itu, China juga melaporkan 2.157 penularan baru di hari yang sama. Mayoritas terjadi di Jilin.
Menurut The Guardian, provinsi tersebut telah memberlakukan larangan perjalanan. Orang-orang perlu mendapat surat izin dari polisi untuk bepergian melintasi perbatasan.
Baca Juga: Mau Cari Kebahagiaan di Tengah Pandemi Covid-19, Begini Caranya
Hingga kini, China terus menerapkan strategi 'nol-Covid'.
Strategi tersebut berfokus pada pengujian massal dan penguncian ketat. Penduduk sekitar dilarang meninggalkan rumah sampai semua kasus baru dikarantina atau dilacak.
Namun, ternyata cara ini tidak mencegah terjadinya penularan di masyarakat.
China sekarang sedang menghadapi wabah terburuk sejak akhir 2019, sehingga para pejabat berencana menggandakan strategi tanpa toleransi demi menahan lonjakan kasus.
Sejak wabah di Wuhan pada 2019 lalu, sudah terdapat 4.636 kematian. Negara ini pernah merivi angka kematiannya satu kali pada April 2020, menambahkan data kematian baru yang awalnya tidak dihitung.
Baca Juga: Changbin Stray Kids Positif COVID-19, Kegiatan Terpaksa Ditunda