Suara.com - Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak dunia untuk tidak melupakan krisis kemanusiaan di Tigray, Etiopia.
Menurutnya, penduduk di Tigray lebih berisiko daripada orang-orang di seluruh dunia, termasuk penduduk Ukraina yang saat ini sedang melawan serangan Rusia.
Sebagai seseorang yang berasal dari Tigray, Tedros mengatakan bahwa krisis di wilayah terpencil itu telah memengaruhinya, keluarga, hingga teman-temannya,
"Tetapi sebagai direktur jenderal WHO, saya memiliki tugas untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan di mana pun yang sedang terancam. Dan tidak ada tempat di bumi di mana kesehatan jutaan orang lebih terancam daripada di Tigray," tuturnya, dilansir The Guardian.
Baca Juga: Etiopia Mulai Produksi Listrik dari Bendungan Sungai Nil
Sama halnya dengan seruan kepada Rusia untuk berdamai dengan Ukraina, WHO juga meminta kepada Etopia dan Eritrea untuk mengakhiri blokade, pengepungan, dan memungkinkan akses yang aman untuk bantuan kemanusiaan.
PBB tidak bisa mendapatkan pasokan makanan darurat ke Tigray sejak pertengahan Desember.
Meski beberapa minggu terakhir pasokan medis mulai mengalir, WHO dan dokter di lapangan mengatakan jumlah yang tiba tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk.
Seringkali tidak ada cukup bahan bakar untuk membawa persediaan ke tempat yang dituju.
Di sisi lain, staf di rumah sakit terbesar di Tigray mengatakan bahwa pasien sekarat karena kekurangan pasokan medis.
Baca Juga: Amnesty: TPLF Balas Serangan Etiopia Dengan Pemerkosaan dan Penjarahan
Tedros juga menyinggung bahwa tidak ada pengobatan tersedia bagi 46.000 pengidap HIV.
"Dan program itu telah ditinggalkan. Penderita TBC, hipertensi, diabetes, dan kanker juga tidak berobat, dan mungkin meninggal," tandas Tedros.