Suara.com - Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa kerja shift terkait dengan memori kerja yang lebih buruk dan kecepatan pemrosesan mental yang lebih lambat.
Ini juga terkait dengan tingkat kedewasaan dan fokus visual serta kemampuan mengontrol impuls dan respons situasional yang lebih rendah.
Hal itu berpotensi meningkatkan risiko cedera dan kesalahan di tempat kerja, lapor Times of India.
Tidak hanya itu, bekerja shift juga berkaitan dengan masalah kesehatan serius sebagai akibat dari jam internal (ritme sirkadian) yang tidak sejalan dengan siklus terang-gelap secara normal.
Baca Juga: Shift Malam, Ibu Bawa Anak 9 Bulan Kerja Naik Motor, Kisahnya Getarkan Hati
Masalah kesehatan yang dimaksud adalah gangguan tidur, penyakit kardiovaskular, obesitas, diabetes, gangguan mood, dan penyalahgunaan zat.
Untuk mencapai hasil tersebut, ilmuwan menjelajahi database penelitian untuk studi yang mencari tahu dampak kerja shift pada kinerja kognitif orang dewasa.
Secara keseluruhan, sebanyak 18 studi yang terbit antara 2005 hingga 2020 melihatkan 18.802 peserta dengan usia rata-rata 35 tahun.
Mereka menemukan kecepatan pemrosesan, memori kerja, kewaspaan, kontrol impuls dan respons situaional (kontrol kognitif), kemampuan untuk menyaring isyarat visual dan kemampuan untuk secara sadar berpindah antar tugas, menjadi rendah.
"Penurunan kinerja neurobehavioural pada pekerja shift mungkin memainkan peran penting," jelas peneliti.
Baca Juga: Sebaiknya Gunakan Fitur Shift Lock saat Mobil Matik Parkir Paralel
Menurut mereka, bentuk pencegahan seperti tidur siang, rencana pemulihan, dan pemantauan secara rutin, harus dipromosikan untuk meminimalkan risiko kesehatan.
Meskipun ini adalah analisis data gabungan pertama yang melihat dampak kerja shift pada berbagai aspek fungsi otak, peneleiti mengakui masih ada ketebatasan.
Studi ini dipublikasikan di jurnal Occupational & Environmental Medicine.