Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menemukan kasus pasien varian Omicron dari virus corona Covid-19 anak-anak yang dirawat di rumah sakit AS sekitar 5 kali lipat dibandingkan gelombang kasus varian Delta sebelumnya.
Dalam sebuah laporan, tingkat rawat inap akibat virus corona Covid-19 melonjak selama varian Omicron mendominasi. Pada 14,5 per 100 ribu pasien adalah bayi dan anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Pada bayi usia kurang dari 6 bulan, kasus rawat inap 6 kali lebih tinggi selama lonjakan kasus varian Omicron, sama halnya ketika varian Delta mendominasi.
"Rasio tingkat rawat inap ketika varian Omicron dan varian Delta dominan juga meningkat di antara bayi dan anak-anak usia 6-23 bulan dan 2-4 tahun," jelas laporan CDC dikutip dari Fox News.
Baca Juga: 5 Fakta Betapa Kejinya Pemerkosa Bayi di Kabupaten Jeneponto
Tingkat kasus pasien masuk ICU tiap bulan sekitar 3,5 kali lebih tinggi selama varian Omicron mendominasi pada Januari 2022, seperti selama varian Delta melonjak pada September 2021.
Bahkan kasus pasien anak masuk ICU selama varian Omicron mendominasi meningkat sekitar 3,5 kali lipat dibandingkan ketika varian Delta melndominasi.
Di antara kasus tersebut, sekitar 63 persen pasien tanpa kondisi medis yang mendasar dan 44 persen kasus menimpa bayi di bawah usia 6 bulan.
Lama rawat inap di rumah sakit juga sedikit lebih pendek selama varian Omicron melonjak, yang mana sekitar 6 persen adalah anak-anak di bawah usia 5 tahun yang dirawat di rumah sakit dan membutuhkan perawatan intensif.
Tingkat rawat inap di antara bayi dan anak-anak usia 0-4 tahun menurun pada minggu yang berakhir pada 19 Februari 2022.
Baca Juga: Sebanyak 1.477 Pasien Covid-19 di DKI Meninggal Sejak Muncul Varian Omicron
Keterbatasan penelitian ini termasuk bahwa rawat inap terkait virus corona Covid-19 dan koinfeksi virus mungkin terlewatkan.
Karena, periode varian virus corona tertentu mendominasi tidak sama dengan varian lainnya, tidak memperhitungkan perubahan musim dan kebijakan kesehatan masyarakat, serta temuan ini mungkin tidak bisa digeneralisasikan.
Namun demikian, CDC mengatakan kesimpulannya menggarisbawahi pentingnya merancang strategi untuk mencegah virus corona pada bayi dan anak kecil.
Jadi, pihaknya mendorong semua orang yang memenuhi syarat, termasuk ibu hamil untuk vaksinasi. Karena, bayi dan anak kecil termasuk kelompok yang belum bisa mendapatkan vaksin Covid-19.