Dokter Top AS Anthony Fauci Ungkap 3 Faktor Utama Kasus Covid-19 di Eropa Melonjak Lagi

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 18 Maret 2022 | 12:04 WIB
Dokter Top AS Anthony Fauci Ungkap 3 Faktor Utama Kasus Covid-19 di Eropa Melonjak Lagi
Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS, Anthony Fauci [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus Covid-19 di Eropa kembali mengalami peningkatakan. Padahal, pandemi di benua itu sempat mereda dalam beberapa waktu.

Situasi itu menimbulkan pertanyaan mengapa Covid-19 menyebar begitu cepat dalam periode jeda yang singkat.

Dilansir dari Dessert News, Dr. Anthony Fauci, penasihat medis Gedung Putih untuk virus corona, mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan rekan-rekannya di Inggris tentang penyebaran baru-baru ini. Rekannya mengaitkan penyebaran itu dengan tiga faktor utama:

Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
  • Subvarian BA.2 varian omicron telah menjadi menular.
  • Masyarakat semakin terbuka.
  • Menurunnya kekebalan dari vaksin atau infeksi Covid-19.

“Tanpa diragukan lagi, membuka masyarakat dan membuat orang berbaur di dalam ruangan jelas merupakan sesuatu yang berkontribusi, serta memudarnya kekebalan secara keseluruhan, yang berarti kita benar-benar harus tetap waspada dan mengawasi pola di sini,” kata Fauci. “Jadi itulah alasan mengapa kami menonton ini dengan sangat hati-hati.”

Baca Juga: Ahli Temukan Hubungan Infeksi Virus Corona Covid-19 Ringan dan Risiko Diabetes

Negara-negara seperti Jerman, Belanda, dan Inggris mengalami peningkatan dalam kasus virus corona saat ini. Pakar virus corona mengatakan kepada The Washington Post bahwa wabah Covid-19 yang meluas di Eropa mungkin akan menyebabkan gelombang kasus virus corona serupa di Amerika Serikat.

Data dari jaringan air limbah – yang memantau kasus Covid-19 dalam air limbah – baru-baru ini memperingatkan bahwa lebih dari sepertiga situs sampel jaringan menemukan peningkatan kasus Covid-19 di AS, menurut Bloomberg.

“Mengapa tidak datang ke sini? Apakah kita sudah cukup divaksinasi? Saya tidak tahu,” Kimberly Prather, seorang profesor kimia atmosfer dan ahli transmisi aerosol di University of California di San Diego, mengatakan kepada The Washington Post.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI