Ahli Temukan Hubungan Infeksi Virus Corona Covid-19 Ringan dan Risiko Diabetes

Jum'at, 18 Maret 2022 | 09:42 WIB
Ahli Temukan Hubungan Infeksi Virus Corona Covid-19 Ringan dan Risiko Diabetes
Ilustrasi Virus Corona Covid-19. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jika Anda tidak memiliki penyakit serius, Anda mungkin berpikir infeksi virus corona Covid-19 mirip dengan flu biasa.

Tapi, studi baru menemukan bahwa infeksi virus corona Covid-19 ringan pun bisa berdampak buruk pada tubuh.

Studi ini menarik hubungan antara infeksi virus corona Covid-19 sebelumnya dan peningkatan risiko diabetes, suatu kondisi kronis di mana tubuh tidak menghasilkan cukup insulin.

Menurut dokter di Universitas Heinrich Heine di Jerman, infeksi virus corona bisa menghambat produksi insulin sehingga meningkatkan risiko diabetes.

Para dokter mengatakan pembengkakan yang dipicu oleh reaksi kekebalan terhadap virus corona Covid-19 bisa merusak sel-sel yang memproduksi insulin, terutama bertanggung jawab untuk mengatur gula darah.

Ilustrasi diabetes. (Pexels/NataliyaVaitkevich)
Ilustrasi diabetes. (Pexels/NataliyaVaitkevich)

Dalam sebuah penelitian terhadap 35.865 orang yang dites positif virus corona Covid-19, mereka menemukan risiko terkena diabetes tipe 2 sebesar 28 persen lebih tinggi daripada orang yang tidak pernah terinfeksi.

"Infeksi virus corona Covid-19 bisa menyebabkan diabetes dengan peningkatan regulasi sistem kekebalan tubuh," kata Profesor Wolfgang Rathmann dikutip dari Express.

Pasien mungkin berisiko terkena diabetes karena memiliki obesitas atau pra-diabetes dan stres yang ditimbulkan virus corona Covid-19 pada tubuh mereka semakin mempercepatnya.

Ia mengatakan penambahan berat badan dan kurang olahraga selama isolasi mungkin bisa memperburuk masalah kesehatan, yang keduanya meningkatkan risiko diabetes.

Baca Juga: Benarkah Hormon Estrogen Bisa Cegah Infeksi Parah Virus Corona Covid-19? Ini Faktanya

Profesor Rathmann melalui jurnal Diabetologia mengatakan efek yang sama tidak terlihat setelah infeksi dada lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI