Bisakah Organ Paru Kembali Normal Seperti Sedia Kala Usai Sembuh dari Covid-19?

Jum'at, 18 Maret 2022 | 06:15 WIB
Bisakah Organ Paru Kembali Normal Seperti Sedia Kala Usai Sembuh dari Covid-19?
Ilustrasi paru pasien Covid-19
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penurunan kualitas paru menjadi salah satu efek serangan Covid-19. Bagi penderitanya, kondisi tersebut membuat banyak penyitas Covid-19 yang merasa khawatir organ parunya tidak bisa normal seperti sedia kala.

Dijelaskan Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan RSPI Pondok Indah, dr. Amira Anwar, Sp.P, FAPSR, kerusakan paru berisiko tinggi terjadi pada pasien Covid-19 yang alami penurunan saturasi oksigen.

Saturasi oksigen adalah nilai kadar oksigen dalam darah atau SaO2. Adapun saturasi oksigen orang dewasa dikatakan aman jika persentasenya 95 hingga 100 persen.

Menurut dr. Amira, jika pasien sudah sampai mengalami penurunan saturasi oksigen, maka ini menandakan adanya inflamasi yang parah akibat infeksi virus SARS CoV 2 penyebab sakit Covid-19.

Baca Juga: Turunkan Tingkat Kematian, Hong Kong Gunakan Obat COVID-19 Paxlovid

"Hal inilah yang mengakibatkan kerusakan pada dinding kantung udara paru-paru sehingga membuat pasien sesak napas dan mengalami pneumonia parah atau acute respiratory distress syndrome (ARDS)," ujar dr. Amira melalui keterangan yang diterima suara.com, Kamis (17/3/2022).

Dokter Amira menambahkan, saat kondisi tersebut terjadi, pasien sudah harus mendapatkan alat bantu napas ventilator agar membantu menurunkan risiko gagal napas atau kesulitan bernapas.

Namun kondisi kerusakan paru akibat pneumonia atau infeksi saluran pernapasan karena bakteri, biasanya pasien akan sembuh tanpa adanya kerusakan paru yang lama, tapi kondisi ini berbeda pada infeksi paru karena Covid-19.

"Pneumonia yang disebabkan oleh Covid-19, bisa berkembang menjadi pneumonia parah. Bahkan setelah penyakit berlalu, cidera paru-paru akibat Covid-19 dapat menyebabkan kesulitan bernapas yang mungkin membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk membaik," tutup dokter Amira.

Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 17 Maret: Positif 1.583, Sembuh 3.369, Meninggal 12

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI