Kasus Positif COVID-19 di China Naik, Tapi Kok Protokol Kesehatan Malah Dilonggarkan?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 18 Maret 2022 | 03:05 WIB
Kasus Positif COVID-19 di China Naik, Tapi Kok Protokol Kesehatan Malah Dilonggarkan?
Seorang warga berjalan di jalan saat salju turun di Beijing, China, Minggu (7/11/2021). [NOEL CELIS / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - China mulai melonggarkan pembatasan sosial dan protokol kesehatan, di tengah kenaikan kasus positif COVID-19. Apa alasannya?

Dalam dua pekan terakhir negara berpenduduk terbanyak di dunia itu sedang mengalami lonjakan kasus positif.

Pemerintah telah mempersingkat masa karantina wajib bagi pasien positif COVID-19 yang sudah sembuh untuk mengurangi beban sumber daya medis yang sangat dibutuhkan pada saat terjadi lonjakan kasus yang sangat parah.

Dalam kebijakan yang baru, pasien COVID-19 bergejala ringan akan ditempatkan di fasilitas karantina terpadu, bukan lagi di rumah sakit seperti sebelumnya.

Orang-orang antre untuk menjalani tes asam nukleat saat pengujian COVID-19 massal digelar di seluruh kota setelah kasus lokal varian Omicron terdeteksi di Tianjin, China, 9 Januari 2022. ANTARA/cnsphoto via REUTERS/as
Orang-orang antre untuk menjalani tes asam nukleat saat pengujian COVID-19 massal digelar di seluruh kota setelah kasus lokal varian Omicron terdeteksi di Tianjin, China, 9 Januari 2022. ANTARA/cnsphoto via REUTERS/as

Standar kesehatan pasien positif juga diturunkan sehingga memudahkan untuk meninggalkan rumah sakit.

Pasien positif yang sembuh dan diizinkan meninggalkan rumah sakit hanya perlu dipantau kondisi kesehatannya selama tujuh hari karantina mandiri di rumah.

Sebelum itu, masa karantina yang diwajibkan bagi pasien yang baru pulang dari rumah sakit adalah 14 hari.

Dengan adanya kebijakan baru itu, rata-rata masa tinggal pasien di rumah sakit akan berkurang menjadi 10 hari --dari sebelumnya 15 hari, demikian dinyatakan Kepala Pusat Penyakit Infeksi Menular China Zhang Wenhong dikutip media penyiaran resmi setempat.

Sebelumnya, otoritas kesehatan China juga mengizinkan masyarakat menggunakan alat tes antigen mandiri yang dijual secara bebas di pasaran.

Baca Juga: Turunkan Tingkat Kematian, Hong Kong Gunakan Obat COVID-19 Paxlovid

Kebijakan tersebut ditujukan untuk meringankan beban klinik atau rumah sakit yang menyediakan tes PCR secara massal jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan kasus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI