Suara.com - Seorang dokter mengungkapkan trik cepat dan sederhana yang bisa membantu mengatasi stres dan kecemasan untuk sementara.
Dr Karan Raj, yang berbasis di Inggris menunjukkan cara mengatasi stres dan kecemasan itu melalui video yang diunggah di TikTok.
Menurut jajak pendapat dalam American Psychological Association, tingkat stres di AS telah meningkat tajam selama pandemi virus corona Covid-19.
Stres yang meningkatkan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti, masalah keuangan, kenaikan harga barang, ketidakpastian global hingga perang antara Rusia dan Ukraina.
Baca Juga: Subvarian Baru Virus Corona Ancam Indonesia? Ini Tanggapan Satgas Covid-19.
Sementara itu, banyak orang di seluruh negeri yang berjuang di tengah dampak pandemi virus corona Covid-19.
Stres adalah respons alami tubuh manusia terhadap perubahan di lingkungan kita yang bermanfaat membuat kita waspada menghindari bahaya.
Meskipun tubuh bisa menangani stres. Jika stres itu terjadi jangka panjang dan kronis, itu bisa berdampak serius pada kesehatan.
Dr Raj memberi tahu teknik pernapasan sederhana yang bisa menguruangi stres dan kecemasan dengan cara cepat.
Meskipun teknik ini dikenal sebagai keluhan fisiologis, ini jelas tidak akan mengatasi sumber stres dalam kehidupan seseorang.
Baca Juga: Alicia Keys Ceritakan Pengalamannya Hadapi Jerawat dan Bagaimana Pandangannya Tentang Kecantikan
Dr Raj mengatakan Anda bisa melakukan latihan pernapsan ini kapan pun ketika stres. Fungsinya, mengembalikan tingkat sistem saraf otonom ke tingkat awal.
Sistem saraf otonom mengatur fungsi tubuh yang tak disengaja, seperti detak jantung, tekanan darah, pernapasan, pencernaan dan gairah seksual.
"Sebenarnya, tubuh Anda melakukan ini beberapa kali sehari tanpa disadari untuk mengatur kadar CO2 yang tinggi dan stres," kata Dr Raj dikutip dari News Week.
Guna melakukan teknik pernapasan ini, Anda cukup tarik napas melalui hidung. Saat Anda merasa tidak bisa menarik napas lagi, lakukan napas kedua yang pendek dan dalam diikuti napas panjang dan lambat melalui mulut.
Raj mengatakan teknik ini membantu menghilangkan stres, karena dampak stres pada alveoli, yakni kantung udara kecil di paru-paru yang memindahkan molekul oksigen dan karbon dioksida ke dalam dan keluar dari aliran darah.
"Saat kita stres, kantung udara ini akan runtuh dan mengempis. Teknik pernapasan ini bisa menyebabkan kantung udara mengembang kembali dan memungkinkan pelepasan karbon dioksida yang lebih efisien," jelasnya.
Teknik pernapasan ini juga menekankan pada embusan napas. Saat kita menghembuskan napas, diafragma bergerak ke atas dan menekan jantung. Kondisi ini bisa menyebabkan otak memberi sinyak ke tubuh untuk mengurangi detak jantung.