Akibat Invasi Rusia, Fasilitas Layanan Kesehatan di Ukraina Porak-Poranda

Kamis, 17 Maret 2022 | 09:27 WIB
Akibat Invasi Rusia, Fasilitas Layanan Kesehatan di Ukraina Porak-Poranda
Kebakaran terlihat di area perumahan di Mariupol di tengah invasi Rusia ke Ukraina, 3 Maret 2022, dalam gambar ini diperoleh dari media sosial. (Twitter @AyBurlachenko via Reuters/as)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fasilitas layanan kesehatan di Ukraina turut terdampak akibat serangan invasi Rusia yang telah berlangsung selama tiga pekan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa fasilitas medis di Ukraina telah mencapai titik puncaknya.

Kantor regional WHO untuk Eropa mengatakan pihaknya bekerja siang dan malam untuk menjaga pasokan alat medis di Ukraina tetap aman.

Menurut PBB, akibat serangan rudal Rusia di fasilitas perawatan kesehatan pada Selasa (15/3) lalu telah menewaskan 12 pekerja medis maupun pasien dan melukai 34 orang lainnya.

Baca Juga: Presiden Ukraina Berikan Penghargaan Kepada Prajuritnya yang Terluka

Sekitar 18 juta orang di Ukraina diperkirakan telah terkena dampak perang tersebut, termasuk 6,7 juta penduduk di antaranya kehilangan tempat tinggal.

"Rantai pasokan sangat terganggu. Banyak distributor tidak beroperasi, beberapa persediaan tidak dapat diakses karena operasi militer, persediaan obat-obatan menipis dan rumah sakit berjuang untuk memberikan perawatan kepada orang sakit dan terluka," kata WHO dalam sebuah pernyataannya.

WHO sedang bekerja dengan mitra dan pihak berwenang Ukraina untuk mengoordinasikan penyediaan bantuan kesehatan kemanusiaan, termasuk peralatan bedah trauma dan darurat, ventilator serta obat-obatan.

PBB memprioritaskan upaya bantuan dengan memberikan dukungan sistem perawatan kesehatan terhadap negara-negara tetangga yang menerima pengungsi

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan bahwa situasi di kota-kota Ukraina semakin genting dari hari ke hari. Ia menyerukan agar hukum humaniter dihormati di Ukraina.

Baca Juga: Buntut Invasi Ukraina, Diplomat Rusia Ramai-ramai Kena Usir, Kapal Rp 2 Triliun Disita

Di kota Mariupol, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan bahwa kebutuhan dasar seperti makanan, air dan obat-obatan hampir habis. Guterres mengatakan kalau PBB dan mitra kemanusiaan bekerja untuk memastikan jalan dari daerah yang terkepung dan memberikan bantuan, jika keamanan mengizinkan.

"Sistem perawatan kesehatan di Ukraina jelas berada di bawah tekanan yang signifikan. Apabila terjadi keruntuhan sistem kesehatan di sana akan menjadi bencana. Setiap upaya harus dilakukan untuk mencegah hal itu terjadi," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI