6 Gangguan Kesehatan Ini Mengintai Karyawan yang Terlalu Rajin Kerja Selama WFH

Kamis, 17 Maret 2022 | 09:07 WIB
6 Gangguan Kesehatan Ini Mengintai Karyawan yang Terlalu Rajin Kerja Selama WFH
Ilustrasi WFH.[pexels.com/Ketut Subiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bekerja dari rumah alias WFH selama pandemi Covid-19 membuat kebanyakan karyawan justru merasa jam kerja lebih panjang. Batas waktu antara urusan rumah dan kantor pun menjadi bias.

Orang yang terlalu lama bekerja sebenarnya berisiko alami masalah kesehatan. Psikolog dari Mayo Clinic Dr Adam Borland mengatakan bahwa bekerja berjam-jam menyebabkan tubuh melepaskan hormon stres dalam jumlah berlebihan, terutama kortisol. Hormon tersebut dapat menyebabkan kabut otak, tekanan darah tinggi, dan sejumlah masalah kesehatan lainnya.

“Ini seperti mobil yang mencoba berjalan dengan jumlah bahan bakar yang sangat terbatas di dalam tangki,” kata Dr Borland, dikutip dari Channel News Asia.

Setidaknya ada enam gangguan kesehatan yang bisa terjadi akibat jam kerja berlebihan.

Baca Juga: Biar Makin Produktif, Ini 4 Tips Ampuh Lawan Rasa Malas ketika WFH

1. Tidak bisa tidur

Tidur yang cukup, minimal tujuh jam per malam, membuat tubuh lebih waspada dan produktif di siang hari. Tetapi, kurang tidur dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Penting untuk membedakan antara pekerjaan dan rumah, sehingga otak dapat menyesuaikan sesuai kebutuhan. Rutinitas sederhana untuk bantu mengalihkan otak dari pekerjaan ke urusan rumah bisa sesederhana, misalnya, melepas lensa kontak, mengganti pakaian rumah, atau berjalan-jalan sebentar di taman.

2. Mulai minum alkohol berlebihan

Alkohol kerap dijadikan jalan pintas untuk membuat tubuh rileks saat lelah bekerja. Sebuah penelitian menemukan bahwa bekerja lebih dari 40 jam seminggu dapat membuat seseorang cenderung minum alkohol dalam jumlah yang berisiko, setidaknya 14 gelas untuk perempuan dan 21 gelas untuk lelaki setiap minggu.

Baca Juga: Cegah Penularan COVID-19, Pemprov Lampung Terapkan 50 Persen WFH

Untuk mengatasi itu, jangan menyimpan alkohol di rumah karena godaan untuk meminumnya sudah dalam genggaman. Cicipi minuman perlahan jika memang harus menyimpan alkohol di rumah. Tapi sandingkan dengan minuman lain, seperti soda, jus, atau air mineral.

3. Jantung dan otak berdetak

Hormon stres yang terus dipompa oleh tubuh dapat merusak sistem pembuluh darah dan memengaruhi jantung serta otak. Dalam meta-analisis dari 600.000 pekerja di dunia barat, mereka yang bekerja 55 jam atau lebih dalam seminggu, 23 persen di antaranya lebih mungkin mengembangkan penyakit jantung koroner.

Solusinya, perbanyak bergerak atau latihan aerobik untuk meningkatkan detak jantung sekaligus mengendalikan tingkat stres. Olahraga meningkatkan hormon endorfin dan dapat mengurangi kadar kortisol.

4. Sistem kekebalan terganggu

Terkena kortisol secara konsisten dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Kondisi itu tentu dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi umum, termasuk Covid-19.

5. Sistem pencernaan Anda beraksi

Jangan melewatkan sarapan dan jangan bekerja sampai jam makan siang berlalu. Melewatkan waktu makan dapat memperburuk kondisi gastrointestinal dan menyebabkan mual, kembung, juga sensasi jantung terbakar. Penting untuk memberi diri waktu dan tempat makan yang dijadwalkan sehingga tubuh dapat fokus untuk beristirahat dan mengisi ulang tenaga.

6. Otot-otot menegang

Membungkuk di atas keyboard bukan hal baik untuk otot dan persendian. Stres kronis akibat terlalu banyak bekerja menyebabkan otot tetap kencang dan tegang. Akibatnya bisa menimbulkan rasa nyeri di bahu, leher, dan punggung.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, bisa melakukan peregangan atau bangun dari tempat duduk secara berkala dan berjalan ke area lain agar tubuh bergerak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI