Ilmuwan AS Ciptakan Vaksin yang Ampuh Melawan Virus Nipah Dalam Tiga Hari

Kamis, 17 Maret 2022 | 06:45 WIB
Ilmuwan AS Ciptakan Vaksin yang Ampuh Melawan Virus Nipah Dalam Tiga Hari
Ilustrasi virus nipah. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekelompok ilmuwan dari Universitas Texas, New York, telah mengembangkan vaksin yang dapat melindungi orang-orang dari virus Nipah hanya dalam tiga hari.

Nipah merupakan virus zoonosis atau ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, virus ini juga dapat menular antarmanusia melalui kontak droplet langsung.

Seseorang juga dapat terinfeksi saat makan daging hewan yang terkontaminasi, termasuk jika dimasak kurang matang.

Penularan dari hewan bisa terjadi jika manusia berkontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi, seperti air liur, darah, dan urine.

Baca Juga: Pelaku Pemberi Sertifikat Vaksin Covid-19 Tanpa Disuntik di Mempawah Bisa Terancam Kurungan 6 Tahun Penjara

Virus Nipah dapat menyebabkan beberapa penyakit, seperti pneumonia, gondongan, hingga campak.

Foto oleh cottonbro dari Pexels
Ilustrasi vaksin virus Nipah (Foto oleh cottonbro dari Pexels)

Hingga kini belum ada kasus terdeteksi di Indonesia. Tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat beberapa wabah di Malaysia, Singapura, Bangladesh, dan India.

WHO juga mengatakan virus Nipah ini berpotensi menjadi pandemi.

Studi tentang vaksin Nipah

Berdasarkan Times of India, para ilmuwan memvaksinasi monyet hijau Afrika dengan vaksin Nipah eksperimental sekitar tiga hingga tujuh hari sebelum dipaparkan ke virus Nipah.

Baca Juga: Di Mempawah, Warga Kuala Secapah Bisa Punya Sertifikat Vaksin Tanpa Disuntik, Cukup Coblos Oknum Calon Anggota BPD

Hasilnya menunjukkan semua monyet yang divaksinasi terlindungi dari penyakit mematikan. Sebanyak 67% hewan yang divaksinasi tiga hari sebelum papaparan juga mendapat kekebalan parsial.

"Vaksin eksperimental diketahui aman, imunogenik, dan efektif dalam melindungi monyet dari virus Nipah yang dipaparkan segera setelah vaksinasi," ujar peneliti Thomas W. Geisbert dari Departemen Mikrobiologi dan Imunologi.

Studi selanjutkan diperlukan untuk mengidentifikasi dosis minimum yang efektif pada manusia serta menentukan daya tahan respons imun yang diinduksi oleh vaksin.

Hasil uji coba pada hewan ini diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI