Suara.com - Penurunan kasus COVID-19 ditandai dengan meningkatnya aktivitas dan produktivitas masyarakat.
Perbaikan ini akan lebih baik lagi dengan dilengkapi kekebalan komunitas sebagai salah satu kunci keberlangsungan aktivitas dan produktivitas utamanya terkait ekonomi di masa pandemi ini.
Pemerintah juga tetap mengupayakan strategi perlindungan optimal bagi seluruh masyarakat melalui upaya vaksinasi.
"Sayangnya, laju vaksinasi nasional menurun dan belum menunjukkan kenaikan di bulan Maret ini," Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito dikutip dari situs resmi Satgas COVID-19.
Baca Juga: 4,7 juta Warga Asia Tenggara Jadi Sangat Miskin Terdampak Wabah COVID-19
Vaksinasi, seharusnya selalu ditingkatkan, terlebih pada provinsi dengan penambahan kasus mingguan yang tinggi dimana cakupan dan laju vaksinasinya rendah.
Seperti pada 15 provinsi dengan kasus mingguannya tertinggi diantaranya, Banten, diikuti NTT, Kalimantan Barat, Lampung, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Aceh, Sulawesi Utara, Papua Barat, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Papua, dan Sulawesi Barat.
Cakupan vaksinasi kelima belasnya, masih kurang dari 70%, begitu pun cakupan booster-nya belum ada yang mencapai 30%. Pemerintah Daerah setempat diminta mengejar cakupan vaksin dosis lengkap dan booster di daerahnya.
Apabila vaksin yang tersedia mulai menipis, segera komunikasikan dengan Kementerian Kesehatan.
Selain dalam mendukung pemulihan ekonomi, kekebalan komunitas akan memberikan perlindungan lebih masyarakat dalam beraktivitas. Terlebih pula, tidak lama lagi masyarakat akan menyambut bulan puasa dan lebaran.
Baca Juga: Satgas COVID-19: Protokol Kesehatan Kunci Mencegah Kasus COVID-19 Kembali Naik
"Untuk itu, masyarakat juga dimohon untuk segera melengkapi vaksin dan melakukan booster sebagai pondasi pertahanan kekebalan komunitas," pungkas Wiku.