Suara.com - Sembuh dari Covid-19 adalah pengalaman yang berbeda bagi setiap orang. Banyak orang akan merasa lebih baik dalam beberapa hari atau minggu, tetapi beberapa orang akan menderita gejala selama berbulan-bulan.
Ini disebut Long Covid-19, atau terkadang sindrom pasca-Covid. Ini juga dapat mempengaruhi orang-orang yang hanya memiliki gejala Covid-19 ringan.
Karena kemungkinan terkena Covid panjang tampaknya tidak terkait dengan seberapa tidak sehatnya seseorang ketika mereka menderita penyakit virus corona.
Diperkirakan antara 3 hingga 12 persen orang yang terinfeksi Covid akan tetap memiliki gejala 12 minggu kemudian, menurut Kantor Statistik Nasional (ONS).
Baca Juga: Masa Kedaluwarsa Vaksin Covid-19 Diperpanjang, Wagub DKI: BPOM Meyakini Tak Berdampak Buruk
Hingga kini peneliti masih mempelajari tentang Long Covid-19 dan gejalanya, tetapi satu pertanyaan yang mungkin ditanyakan oleh orang-orang yang mengalami sindrom ini adalah berapa lama Long Covid-19 berlangsung?
Dilansir dari Metro.UK, karena Covid masih merupakan penyakit yang cukup baru, bamyak pihak masih mempelajari tentang Long Covid-19 dan bagaimana hal itu mempengaruhi orang yang berbeda, termasuk berapa lama itu bisa bertahan.
NHS mengatakan bahwa Long Covid-19 dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, dan ada laporan orang yang menderita gejala Long Covid-19 selama lebih dari setahun.
Johns Hopkins Medicine mengatakan beberapa orang mungkin memiliki 'gejala yang bertahan lama dengan atau tanpa kerusakan pada jantung, ginjal, paru-paru, dan otak.'
Menurut NHS, gejala Long Covid yang umum meliputi:
Baca Juga: Kepala BRIN: Periset Indonesia Minim Kesempatan Kembangkan Vaksin Covid-19
- kelelahan
- sesak napas
- masalah dengan memori dan konsentrasi
- insomnia
- pusing
- depresi dan kecemasan
- masalah perut.
Pengidap Long Covid juga dapat mengalami gejala pilek dan flu yang khas seperti demam tinggi, batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan perubahan indra penciuman atau perasa.