Gara-Gara Omicron, China Lockdown Lagi dan Panic Buying Kembali Terjadi

Selasa, 15 Maret 2022 | 20:33 WIB
Gara-Gara Omicron, China Lockdown Lagi dan Panic Buying Kembali Terjadi
Orang-orang antre untuk menjalani tes asam nukleat saat pengujian COVID-19 massal digelar di seluruh kota setelah kasus lokal varian Omicron terdeteksi di Tianjin, China, 9 Januari 2022. ANTARA/cnsphoto via REUTERS/as
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah China menerapkan lockdown di belasan kota akibat wabah Covid-19 yang melonjak. Total hampir 30 juta warga China berada di bawah penguncian yang diberlakukan mulai Selasa (15/3/2022) itu.

Kasus Covid-19 di China melonjak akibat paparan varian Omicron. Tes massal kembali dilakukan dan pejabat kesehatan juga balik mengenakan pakaian hazmat sambil memantau situasi kota.

China melaporkan 5.280 kasus baru Covid-19 pada Selasa (15/3). Jumlah tersebut lebih dari dua kali lipat pada hari sebelumnya.

Sebanyak 13 kota di seluruh negeri diberlakukan lockdown ketat, sementara beberapa kota lainnya hanya penguncian sebagian.

Baca Juga: Gara-Gara Wabah Covid-19, 106 Penerbangan ke Shanghai Dialihkan ke Kota Lain

China mendeteksi 29 infeksi baru dan kembali berlakukan lockdown [AFP/thestar]
China mendeteksi 29 infeksi baru dan kembali berlakukan lockdown [AFP/thestar]

Provinsi Jilin di timur laut menjadi wilayah yang paling parah dilanda wabah Covid-19, dengan lebih dari 3.000 kasus baru dalam sehari, data Komisi Kesehatan Nasional China.

Shenzhen yang menjadi pusat teknologi selatan berpenduduk 17,5 juta orang itu telah tiga hari terkunci dari luar dengan banyak pabrik tutup. Sementara kota terbesar di China, Shanghai, juga diberlakukan pembatasan.

Kondisi itu kembali menimbulkan panic buying atau pembelian panik pada masyarakat, lapir NDTV. Penjagaan polisi kembali ke fase awal pandemi seperti pertama kali terjadi di China pada akhir 2019.

Tempat-tempat umum telah memperketat pengawasan dengan memberlakukan kode QR kesehatan di mana-mana.

Penduduk kota lain menyatakan kekesalannya ketika pandemi masih berlanjut di China, sementara sebagian besar negara dunia telah mencoba untuk kembali normal.

Baca Juga: Baru Sehari Tayang, Sehari tayang, Uncharted Raup 3 Juta Dollar AS di China

"Langkah-langkah pengendalian dilakukan dengan cukup baik sebelumnya. Dan sekarang itu dimulai lagi, kapan itu akan berakhir?" kata Beijinger Yan kepada AFP.

Selama enam hari berturut-turut kasus Covid-19 harian di China lebih dari 1.000. Para ahli memperkirakan penurunan pertumbuhan saat virus menyebar.

"Pembatasan yang diperbarui, terutama penguncian di Shenzhen, akan membebani konsumsi dan menyebabkan gangguan pasokan dalam waktu dekat," kata pakar dari Oxford Economics Tommy Wu.

Pakar medis top China Zhang Wenhong telah mengangkat prospek melunakkan strategi nol-Covid dalam menghadapi varian Omicron. Tetapi dia memperingatkan setiap relaksasi pengujian massal dan penguncian tidak mungkin dilakukan dalam jangka pendek.

Pejabat kesehatan juga mengatakan pembatasan yang lebih ketat akan segera dilakukan.

Gubernur Jilin berjanji akan belerja keras untuk mencapai target nol-Covid dalam seminggu, media pemerintah melaporkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI