Suara.com - Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan makin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Bukan hanya terhadap produk kesehatan seperti vitamin dan alat pelindung diri, tapi produk jaminan healthcare juga meningkat.
Selain karena kondisi pandemi Covid-19 yang membuat kebanyakan orang lebih peduli terhadap kesehatan, DBS Bank Indonesia melihat ada tiga faktor lainnya.
Marketing Director Bahana TCW Investment Management Danica Adhitama mengatakan, faktor pertama yakni, angka harapan hidup yang semakin panjang terutama di negara maju yang populasi mayoritasnya lansia.
"Sehingga lebih butuh jaminan kesehatan dan perawatan kesehatan akan semakin panjang. Misalnya, sebelumnya, angka harapan hidup hanya sampai umur 70 tahun, lalu sekarang menjadi lebih panjang 80 tahun. Sehingga ada 10 tahun penambahan untuk permintaan atas produk kesehatan," kata Danica dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/3/2022).
Baca Juga: Peneliti Temukan Obat Ivermectin Tidak Efektif untuk Virus Corona Covid-19
Faktor kedua, adanya peningkatan akses kesehatan di negara berkembang. Dibandingkan dengan 5-10 tahun yang lalu saat terjadi wabah flu babi dan flu burung di banyak negara, akses terhadap layanan kesehatan, obat, juga vitamin tidak semudah sekarang.
"Tidak semua orang bisa mendapatkan produk kesehatan seperti vitamin atau bahkan masker. Jadi kalau kita bandingkan dengan sekarang di mana Indonesia saja bahkan sampai ke daerah pelosok bisa di-support pemerintah untuk mendapatkan masker, obat, dan vitamin," ujarnya.
Perkembangan teknologi juga turut berperan. Menurut Danica, hal itu menjadi faktor ketiga dan keempat yang membuat pembelian produk kesehatan makin meningkat.
"Inovasi untuk teknologi sektor kesehatan seperti sekarang. Banyak sekali bantuan dari teknologi sehingga pemeriksaan sudah jauh lebih cepat dan efisien," tuturnya.
"Keempat adanya transformasi untuk sektor kesehatan di mana dulu hanya ada konsultasi dokter secara tatap muka, kalau sekarang sangat banyak turunan subsektor. Kemudian ada industri kesehatan peralatan dan lain-lain," pungkasnya.
Baca Juga: China Tuding Negara Tetangga Sebagai Biang Menyebarnya Gelombang Terbaru COVID-19