Update Covid-19 Global: China Alami Lonjakan Kasus Akibat Omicron Siluman

Selasa, 15 Maret 2022 | 10:18 WIB
Update Covid-19 Global: China Alami Lonjakan Kasus Akibat Omicron Siluman
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus positif Covid-19 di dunia masih bertambah setiap hari. Pada situs worldometers tercatat, ada 1,14 juta kasus baru Covid-19 dalam sehari juga 3.904 orang meninggal. 

Data akumulasi Covid-19 per Selasa (15/3/2022) pukul 08.00 WIB kasus positif telah mencapai 459,51 juta dengan kematian lebjh dari 6,06 juta jiwa. 

Sebanyak 392,8 juta orang di dunia telah sembuh dari Covid-19. Hingga saat ini masih ada 60,6 juta orang yang terinfeksi virus corona SARS Cov-2 tersebut. 

China sebagai negara yang pertama kali melaporkan kasus Covid-19 pada akhir Desember 2019, kini kembali alami lonjakan jumlah infeksi. 

Baca Juga: Ada 5 Fase Pandemi Covid-19, Reisa Ungkap Indonesia Kini Targetkan Deselerasi

Pemerintah setempat telah melarang sebagian besar orang meninggalkan provinsi timur laut yang mengalami lonjakan kasus paling parah akibat paparan varian "omicron siluman" atau BA.2 yang menyebar cepat.

Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)
Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)

Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan 1.337 kasus baru secara lokal pada Senin (14/3). Lebih dari setengah kasus baru tersebut, atau sebanyak 895 di antaranya berasal di provinsi industri Jilin.

Pemberitahuan pemerintah mengatakan bahwa izin polisi akan diperlukan bagi orang-orang yang hendak meninggalkan daerah itu atau bepergian dari satu kota ke kota lain.

Pemerintah juga mengirim 7000 tentara cadangan untuk membantu pengawasan di provinsi dengan kasus Covid-19 terparah China. Mulai dari menjaga ketertiban dan mendaftarkan orang-orang di pusat pengujian hingga menggunakan drone untuk melakukan penyemprotan dan disinfeksi udara, lapor penyiar negara CCTV.

Ratusan kasus dilaporkan di provinsi dan kota lain di sepanjang pantai timur dan pedalaman China. Pengetatan aturan kembali diterapkan. Seperti di Beijing yang melaporkan enam kasus baru dan Shanghai dengan 41 kasus baru, aturan penguncian gedung perumahan dan perkantoran tempat orang yang terinfeksi segera dilakukan.

Baca Juga: Jika Kasus Covid-19Terus Melandai, Pemerintah Bakal Kaji Kebijakan Saat Ramadan Hingga Lebaran

“Setiap hari saya pergi bekerja, saya khawatir jika gedung kantor kami tiba-tiba terkunci maka saya tidak akan bisa pulang, jadi saya sudah membeli kantong tidur dan menyimpan beberapa makanan cepat saji di kantor terlebih dahulu, untuk jaga-jaga," kata Yimeng Li, seorang warga Shanghai.

Meski begitu, tidak ada kematian yang dilaporkan delama lonjakan kasus tersebut dalam beberapa hari terakhir. 

China Daratan telah mengalami infeksi yang relatif rendah sejak wabah berawal di Wuhan. Pemerintah setempat berlakukan pengetatan aturan tanpa toleransi, yang berfokus untuk menghentikan penularan virus corona dengan mengandalkan penguncian ketat dan karantina wajib bagi siapa saja yang telah melakukan kontak dengan kasus positif.Pemerintah China telah mengindikasikan akan terus berpegang pada strategi menghentikan penularan untuk saat ini.

Meski menjadi negara pertama yang dilanda wabah Covid-19, China saat ini menempati peringkat ke-124 di dunia dengan total kasus sebanyak 116.902 dan kematian 4.636 jiwa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI