Suara.com - Covid-19 varian Deltacron menyita perhatian para ilmuwan dunia lantaran melibatkan dua mutasi virus sekaligus. Deltacron disebut menjadi 'produk' rekombinasi virus karena terdapat genetik varian Delta dan Omicron sekaligus dalam satu varian.
Dikutip dari Times of India, rekombinasi virus terjadi ketika setidaknya dua genom virus menginfeksi sel inang yang sama dan bertukar materi genetik selama replikasi untuk menghasilkan keturunan virus yang memiliki beberapa gen dari kedua galur induk.
Peristiwa itu sebenarnya memang bisa saja terjadi pada virus corona karena cara genom RNA mereka diduplikasi. Tetapi, para ahli dan ahli epidemiologi mengklaim bahwa contoh rekombinasi virus sangat jarang karena tidak ada bukti klinis untuk membuktikan keberadaan yang sama.
Meski demikian, keberadaan Deltacron dinilai terlalu dini untuk dianggap mengkhawatirkan. Kepala teknis Covid-19 dari WHO Maria Van Kerkhove mengatakan bahwa kemunculan Deltacron tidak dianggap aneh, mengingat Delta dan Omicron memang mendominasi daripada varian lain virus corona.
Baca Juga: Bertubuh Delta Tapi dengan Protein Omicron, Ini Kemungkinan Gejala Varian Deltacron
Sejauh ini, temuan kasus Deltacron jumlahnya masih sangat rendah, menurut ahli epidemiologi penyakit menular.
"Kami belum melihat perubahan dalam tingkat keparahannya. Tetapi ada banyak penelitian yang sedang berlangsung," kata Maria.
Oleh sebab itu, cara pencegahan Covid-19 Deltacron juga masih dianggap sama dengan varian terdahulu. Seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, jauhi kerumunan masih relevan dilakukan untuk mencegah infeksi Covid-19, termasuk Deltacron.
Tindakan itu juga berguna untuk membatasi peluang virus untuk berevolusi dan bermutasi lebih jauh. Tak kalah penting juga mendapatkan suntikan vaksin. Karena setidaknya dapat mencegah gejala infeksi yang parah.
Para ilmuwan memastikan bahwa virus corona SARS Cov-2 pasti berevolusi dari waktu ke waktu. Itu sebabnya varian baru pasti akan muncul.
Baca Juga: Gejala Deltacron yang Mesti Diwaspadai: Benarkah Menyebar Secepat Omicron dan Semematikan Delta?
Dibandingkan dengan varian sebelumnya, Delta telah terbukti menimbulkan gejala yang lebih parah. Sementara Omicron gejalanya lebih ringan, tetapi lebih cepat menular.
"Kami melihat adanya rekombinan karena itulah yang dilakukan virus, mereka berubah seiring waktu. Kami melihat tingkat sirkulasi yang sangat intens. Kami melihat virus ini menginfeksi hewan, dengan kemungkinan menginfeksi manusia lagi. Jadi sekali lagi, pandemi ini masih jauh dari selesai," ujar Maria.