Awas, Jarang Sarapan Tingkatkan Risiko Demensia 4 Kali Lipat!

Senin, 14 Maret 2022 | 10:51 WIB
Awas, Jarang Sarapan Tingkatkan Risiko Demensia 4 Kali Lipat!
Ilustrasi sarapan (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran dan pemahaman terkait demensia telah meningkat di antara orang-orang.

Hal ini membantu mencegah terjadinya demensia dan mengelolanya di kemudian hari dengan mengambil langkah-langkah yang tepat.

Gejala demensia memang biasanya muncul ketika seseorang menginjak usia 60 tahunan. Tapi, kebiasaan dan gaya hidup kita pada usia 30 hingga 40 tahunan bisa berdampak parah pada demensia.

Kebiasaan gaya hidup yang buruk, pola makan yang tidak menentu, dan kurangnya aktivitas fisik, semua ini bisa mempengaruhi fungsi otak dan meningkatkan risiko demensia.

Saat Anda sudah memasuki usia 60 tahunan, tanda-tanda demensia ini akan semakin jelas. Salah satu kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko demensia hingga empat kali lipat adalah kebiasaan melewatkan sarapan.

Ilustrasi demensia (Kindel Media dari Pexels)
Ilustrasi demensia (Kindel Media dari Pexels)

Anda perlu paham bahwa sarapan itu sangat penting. Konsumsi makanan bergizi dan sehat di pagi hari bisa membantu Anda konsentrasi dan membuat Anda tetap aktif sepanjang hari.

Di sisi lain dilansir dari Times of India, kebiasaan melewatkan sarapan bisa membuat Anda merasa lelah. Sebuah studi baru membuktikan bahwa melewatkan sarapan bisa meningkatkan risiko demensia.

Temuan yang dipublikasikan dalam Japanese Journal of Human Sciences of Health-Social Services mengungkapkan bahwa melewatkan sarapan dapat meningkatkan risiko demensia hingga empat kali lipat.

Sebuah studi 2011 yang diterbitkan dalam Jurnal Ilmu Pengetahuan Manusia Layanan Kesehatan-Sosial Jepang, memahami hubungan antara kebiasaan gaya hidup dan demensia.

Baca Juga: Selain Virus Corona Covid-19, Ini 5 Faktor Lain Pemicu Hilangnya Indra Penciuman!

Penelitian dilakukan selama lebih dari enam tahun di komunitas pertanian dekat pusat kota di Jepang, di mana sekitar 525 orang dewasa lanjut usia berusia 65 tahun atau lebih berpartisipasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI