Meski Bisa Sembuh dengan Sendirinya, Pasien DBD dengan Kriteria Ini Perlu Dirawat di Rumah Sakit

Sabtu, 12 Maret 2022 | 17:00 WIB
Meski Bisa Sembuh dengan Sendirinya, Pasien DBD dengan Kriteria Ini Perlu Dirawat di Rumah Sakit
Ilustrasi pasien DBD (pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban mengatakan demam berdarah dengue atau DBD bisa sembuh dengan sendirinya.

Namun, ia menegaskan bahwa meski bisa sembuh dengan sendirinya, hal ini tidak bisa disamaratakan untuk semua orang. Hal ini karena ada tolok ukur mengenai kriteria pasien DBD yang bisa sembuh sendiri.

"Sebagian besar pasien demam berdarah, khususnya yang trombositnya masih di atas 100 ribu, itu enggak perlu dirawat, dan akan sembuh sendiri," ujar Prof. Zubairi dalam cuitannya yang dikutip suara.com, Sabtu (12/3/2022).

Meski begitu, Prof. Zubairi mengatakan meski trombosit di atas 100 ribu, namun keputusan apakah harus dirawat dan tidak di rumah sakit tetap harus berkonsultasi dan sesuai dengan diagnosis dokter.

Baca Juga: Tak Kalah Mematikan dari COVID-19, 164 Penduduk Dilaporkan Meninggal Dunia Akibat Virus Dengue

Perlu diketahui, virus dengue penyebab DBD yang menginfeksi sel darah merah atau trombosit, membuat sel trombosit rusak, yang menyebabkan jumlah trombosit menurun.

Turunnya trombosit inilah yang berbahaya, karena bisa menyebabkan pendarahan di dalam maupun di luar tubuh.

Profesor yang juga Guru Besar Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu menjelaskan, kriteria pasien DBD yang harus dirawat dan dipantau terus oleh dokter jika trombosit di bawah 100 ribu dan demam tinggi yang tidak kunjung turun.

"Albumin (protein pembentuk darah) kurang dari 5 gram, kebocoran plasma atau keluarnya cairan di pembuluh darah, dan timbul edema paru (kesulitan bernapas karena cairan menumpuk di paru-paru)," jelasnya.

Selain itu ada juga kondisi pasien DBD yang masuk kategori gawat dan parah sehingga harus segera mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Baca Juga: Studi Lancet: Pembatasan Mobilitas Masyarakat Berdampak Pada Penurunan Kasus DBD

"Harus diidentifikasi dulu yang melibatkan beberapa variabel diagnostik (keparahan penyakit). Seperti tingkat hemokonsentrasi, konsentrasi albumin, tingkat hipoalbuminemia, jumlah trombosit, rasio AST, dan sebagainya,"ungkapnya.

Terakhir, profesor yang berpraktik di RS Kramat 128 itu kembali menegaskan, semua kondisi dan gejalanya harus berdasarkan pemeriksaan dan konsultasi dokter.

"Sebab demam berdarah tak cuma masalah trombosit, namun melibatkan juga variabel-variabel lain," tutup Prof. Zubairi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI