Ini Tahapan yang Harus Dilalui Indonesia Sebelum Masuk ke Fase Endemi Covid-19

Sabtu, 12 Maret 2022 | 12:24 WIB
Ini Tahapan yang Harus Dilalui Indonesia Sebelum Masuk ke Fase Endemi Covid-19
Ilustrasi Covid-19 Virus Corona. [Envato Elements]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meski pelonggaran protokol kesehatan sudah masif dilakukan, namun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan saat ini pandemi belum berakhir dan Indonesia belum memasuki fase endemi Covid-19.

Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, ada berbagai langkah yang harus dilewati Indonesia sebelum memasuki fase endemi Covid-19.

"Endemi itu adalah keadaan kasus yang stabil dalam kurun waktu tertentu," ujar Nadia dalam acara diskusi RCCE dan KPCPEN, Jumat (11/3/2022).

Nadia menjelaskan, tanda wabah memasuki fase endemi adalah saat penyakit tersebut belum hilang, tapi manusia hidup berdampingan dengan kasusnya terkendali, tahu cara mengobatinya, tidak membebani sistem kesehatan, dan tidak mengganggu kehidupan sosial sehari-hari.

Baca Juga: Kadinkes DKI Pastikan Stok Vaksin Covid-19 di Jakarta Masih Aman

"Gak kayak sekarang, sekarang semua aktivitas perdagangan, sosial, arisan, wisata semua terganggu oleh Covid-19, yang kita ingin capai sekarang endemi," ungkap Nadia.

Alih-alih sudah memasuki fase endemi, kata Nadia, saat ini Indonesia masih memasuki fase deselerasi, yaitu satu fase sebelum endemi, tapi satu tahap setelah pandemi.

"Deselerasi itu penurunan pengendalian pandemi tadi, jadi kita harus mengupayakan kasus turun dalam jangka waktu tertentu, supaya kita bisa sebut kita dalam kondisi endemi," jelas Nadia.

Di sisi lain, Indonesia diyakini bisa dan mampu memasuki fase endemi dengan berbagai tanda dan strategi yang dilakukan.

Seperti mempercepat upaya vaksinasi, dan menekan angka infeksi dan menurunkan angka kasus kematian ke tahap terkendali.

Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 11 Maret: Positif 2.548, Sembuh 5.212, Meninggal 15

"Nggak mudah mencapai stok vaksin yang cukup, bahkan memberikan vaksinasi booster buat 208 juta warga. Bahkan WHO bilang, kalau nggak cukup vaksin prioritas aja dulu, kalau mau booster (vaksin dosis ketiga). Tapi tidak, kita yakin dan kita mampu," tutup Nadia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI