Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pada Rabu (9/3/2022) bahwa varian baru Covid-19, yakni kombinasi varian Delta dan Omicron, Deltracron sudah beredar di Eropa.
WHO mencatat penyebarannya sudah terdeteksi di Prancis, Belanda, dan Denmark. Selain itu, kasus baru juga telah ditemukan di Amerika Serikat berdasarkan penelitian terbaru yang terbit di MedRxiv.
Studi tersebut menemukan ada dua infeksi yang berasal dari Deltacron dari hasil pengamatan 29.719 sampel virus corona yang dikumpulkan antara 22 November 20221 hingga 13 Februari 2022, lapor Times of India.
“Selama pandemi SARS-CoV-2, dua varian atau lebih telah beredar selama periode waktu yang sama dan di wilayah geografis yang sama. Ini menciptakan peluang untuk rekombinasi antara dua varian ini," jelas penulis utama studi Philippe Colson dari IHU Mediterranee Infection di Marseille, Prancis.
Baca Juga: Ibu Hamil Bisa Lindungi Janin dari Virus Corona Covid-19, Begini Caranya!
Mereka menemukan orang yang positif Covid-19 terinfeksi SARS-CoV-2 versi gabungan dari protein lonjakan varian Omicron dengan 'badan' varian Delta.
Pengertian rekombinasi virus
Rekombinasi virus adalah ketika setidaknya dua genom virus menginfeksi satu sel inang dan bertukar materi genetik selama replikasi untuk menghasilkan keturunan virus yang memiliki beberapa gen dari kedua strain induk.
Dikatakan umum pada virus corona karena cara genom RNA mereka diduplikasi.
Meski begitu, para ahli mengatakan terlalu dini untuk mengkhawatirkan Deltacron.
Baca Juga: CDC Prediksi Virus Corona Covid-19 Bisa Jadi Penyakit Musiman
Kepala unit penyakit dan zoonosis WHO, Maria Van Kerkhove, menjelaskan bagaimana kondisi ini telah diprediksi, terutama dengan penyebaran Omicron dan Delta yang intens.
Menurutnya, jumlah kasus di wilayah Deltacron telah terdeteksi juga sangat rendah.
"Belum ada perubahan dalam epidemiologi. Kami belum melihat perubahan dalam tingkat keparahannya. Tetapi ada banyak penelitian sedang dilakukan," tandas Van Kerkhove.