Waspada, Anak Muda dengan Mata Minus Tinggi Berisiko Alami Ablasi Retina Sebabkan Kebutaan

Jum'at, 11 Maret 2022 | 18:30 WIB
Waspada, Anak Muda dengan Mata Minus Tinggi Berisiko Alami Ablasi Retina Sebabkan Kebutaan
Ilustrasi mata. Foto oleh Josh Sorenson dari Pexels
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penderita miopi atau mata minus tinggi di usia muda diminta berhati-hati, karena lebih berisiko alami ablasi retina atau lepasan lapisan retina, yang bisa berakibat kebutaan.

Ablasi retina dalam istilah medis disebut ablasio retina regmatogen atau rhegmatogenous retinal detachment (RRD), yaitu kondisi lepasnya lapisan retina yang disebabkan adanya lubang atau robekan retina.

Dikatakan Ketua Vitreo-Retina Service dan Dokter Spesialis Mata Subspesialis Vitreo-Retina JEC Eye Hospitals & Clinics, Dr. dr. Elvioza, SpM(K) bahwa tidak hanya lanjut usia (lansia) yang berisiko alami ablasi retina, tapi risiko ini lebih besar jika usia mudah sudah mengidap miopia.

Ilustrasi mata.[Pixabay]
Ilustrasi mata.[Pixabay]

Hal ini diungkap Dr. Elvioza dalam penelitian disertasinya di Universitas Gadjah Mada (UGM), yang membandingkan pasien ablasi retina usia muda dengan miopia dan pasien ablasi retina lansia tanpa miopi.

Baca Juga: Selama Pembelajaran Daring, Potensi Kebutaan pada Anak Naik 10 Persen

"Penelitian yang saya gagas ini, bertujuan membandingkan proses penuaan dini pada vitreus pasien RRD berusia muda yang menderita miopia dengan pasien RRD usia lanjut tanpa miopia," ungkap Dr. Elvioza dalam konferensi pers JEC Eye Hospitals & Clinics, Jumat (11/3/2022).

Vitreus adalah bagian berstruktur seperti jeli di dalam organ mata yang berfungsi mempertahankan bentuk mata dan menahan retina.

Dr. Elvioza mengatakan ablasi retina memang rentan terjadi pada orang usia di atas 50 tahun, ditambah di usia tersebut juga banyak orang yang juga alami miopi, sehingga memiliki dua faktor risiko.

"Pada usia muda dengan minus tinggi harus hati-hati, harus cek retinanya, apakah berpotensi terjadi ablasi retina atau terjadinya robekan," jelasnya.

Itulah sebabnya kata Dr. Elvioza, orang dengan miopia muda diminta lebih berhati-hati, dan rutin melakukan pemeriksaan retina, minimal 6 bulan sekali.

Baca Juga: Alasan Pentingnya Melakukan Skrining Mata: Mencegah Mata Minus Semakin Parah dan Hindari Risiko Kebutaan

Ia menambahkan, acapkali ablasi retina terjadi secara mendadak, tapi ada gejala awal yang harus sangat diwaspadai sebelum benar-benar terjadi dalam waktu dekat.

"Jadi sebelum terjadi ada tanda-tandanya. Pertama apabila ada keluhan melihat flash kilatan sinar, kalau mata ditutup ada kilatan sinar di bola mata. Kemudian apabila titik-titik terbang seperti nyamuk banyak, itu cepat periksakan mata ke ahli retina," pesan Dr. Elvioza.

Adapun penelitian ini berlangsung, selama Maret 2020 hingga Agustus 2020 dengan melibatkan 40 subjek.  

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI