Studi Sebut Jenis Kelamin Ahli Bedah Pengaruhi Kondisi Pasien Pasca Operasi

Kamis, 10 Maret 2022 | 15:58 WIB
Studi Sebut Jenis Kelamin Ahli Bedah Pengaruhi Kondisi Pasien Pasca Operasi
ilustrasi operasi [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi penelitian menemukan jenis kelamin ahli bedah Anda bisa mempengaruhi kesehatan Anda pasca operasi, meskipun terdengar tidak mungkin.

Studi penelitian tahun 2021 yang diterbitkan di JAMA Surgery ini menemukan 50 persen operasi pasien wanita yang dilakukan oleh ahli bedah pria menunjukkan hasil kurang baik.

Dalam hal ini, hasil operasi yang kurang baik termasuk terjadinya komplikasi bedah, pasien kembali masuk rumah sakit hingga kematian yang terjadi dalam waktu 30 hari setelah operasi.

"Tak mengherankan, sebagian besar hasil operasi yang buruk terjadi pada dokter bedah pria dengan pasien wanita," kata studi penelitian dikutip dari Times of India.

Baca Juga: CDC Prediksi Virus Corona Covid-19 Bisa Jadi Penyakit Musiman

Hal yang mengejutkan dari hasil operasi kurang baik ini adalah komplikasi setelah operasi dan kematian, yang seharusnya tidak ada kaitannya dengan jenis kelamin ahli bedah dan pasien.

Ilustrasi operasi. (Pixabay)
Ilustrasi operasi. (Pixabay)

Sayangnya, hal ini memang sering terjadi. Hubungan ini secara tidak proporsional mempengaruhi pasien wanita.

Studi penelitian ini mengambil informasi lebih dari 1,3 juta orang dewasa dan lebih dari 3.000 ahli bedah tentang operasi, seperti operasi penggantian lutut dan pinggul, serta tulang belakang.

Pengamatan serupa ditemukan oleh sebuah studi tahun 2017. Studi itu menemukan pasien yang dirawat inap ahli bedah wanita mengalami penurunan kesehatan yang kecil.

Tapi, berisiko kematiannya setelah o30 hari operasi cukup signifikan. Hal ini juga berkaitan dengan lamanya rawat inap, komplikasi dan risiko masuk rumah sakit lagi.

Baca Juga: Temuan Baru, Virus Corona Covid-19 Bisa Sebabkan Penyusutan Otak 3 Kali Lebih Cepat!

Hal ini mungkin dipengaruhi oleh sifat ahli bedah pria dan wanita yang berbeda. Hasil operasi yang buruk pada pasien pria dan wanita oleh ahli bedah wanita masing-masing memiliki risiko 4 persen dan 7 persen.

Sedangkan dalam kasus ahli bedah pria, hasil operasi yang buruk ini lebih berisiko terjadi, yakni sekitar 39 persen risikonya pada kedua jenis kelamin pasien.

"Kami menemukan hasil buruk setelah operasi pada pasien yang dirawat oleh ahli bedah wanita hanya terbatas pada data pasien yang menjalani operasi elektif. Operasi elektif ini tidak melibatkan kondisi darurat medis dan sudah dijadwalkan sebelumnya," jelasnya.

Selain itu, ada beberapa penelitian yang menjelaskan bahwa staf medis wanita cenderung merawat pasien lebih baik daripada staf medis pria.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI