Suara.com - Banyak pasangan rumah tangga mungkin ragu-ragu berhubungan seks ketika sedang hamil. Beberapa orang mungkin khawatir berhubungan seks selama kehamilan bisa menyebabkan keguguran.
Beberapa wanita mungkin juga mengambil waktu istirahat selama 9 bulan penuh, karena khawatir berhubungan seks bisa berdampak buruk pada kehamilan.
Faktanya, berhubungan seks selama kehamilan tidak hanya aman, tetapi juga dianjurkan oleh dokter.
Karena, seks tidak akan membahayakan bayi yang belum lahir pada setiap tahap kehamilan. Karena, mereka dilindungi oleh otot rahim yang kuat, cairan ketuban, dan sumbat lendir di sekitar leher rahim.
Baca Juga: Penelitian Temukan Varian Omicron Tetap Menular hingga 6 Hari setelah Gejala Muncul
Selama 9 bulan hamil ini, dorongan seks wanita dapat meningkat dan menjadi intim yang baik untuk kesehatan tubuh.
Sejauh ini dilansir dari Times of India, tidak ada hubungan antara berhubungan seks dengan pasangan dan risiko keguguran.
Keguguran bisa terjadi bila perkembangan janin tidak normal, bukan akibat hubungan seks. Sementara itu, beberapa penelitian juga telah membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara hubungan seks selama kehamilan dan bayi lahir prematur.
Hubungan seks tidak akan menyebabkan persalinan prematur. Dalam kasus kehamilan rumit dan jika disarankan oleh dokter, jangan melakukan hubungan seksual selama kehamilan.
Karena, ada kemungkinnan bahwa orgasme atau penetrasi seksual dapat menyebabkan kontraksi Braxton Hicks menyebabkan persalinan prematur.
Baca Juga: Tetap Waspada, Ketahui Masa Inkubasi Omicron dan Kapan Sebaiknya Melakukan Tes PCR
Namun, ada beberapa ibu hamil yang memang disarankan menghindari berhubungan seks, seperti:
- Masalah dengan leher rahim
- Kehamilan kembar
- Inkompetensi serviks
- Riwayat persalinan prematur
- Kehilangan darah atau pendarahan vagina yang tidak dapat dijelaskan
- Kebocoran cairan ketuban
- Jika air ketuban telah pecah