Perkuat Pelayanan Kesehatan Bagi Pasien Kanker Anak Lewat Telementoring ECHO

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 09 Maret 2022 | 10:07 WIB
Perkuat Pelayanan Kesehatan Bagi Pasien Kanker Anak Lewat Telementoring ECHO
Ilustrasi pasien kanker anak (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelayanan kesehatan bagi pasien kanker anak perlu ditingkatkan, mengingat jumlah pasiennya yang terus meningkat setiap tahun.

Inilah yang menjadi alasan Kementerian Kesehatan bersama Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais dan Roche Indonesia memperluas cakupan pelatihan telementoring Extension for Community Health Outcomes (ECHO) hingga ke komunitas pediatri Indonesia.

Hal ini untuk meningkatkan akses dan kualitas penatalaksanaan kanker anak di Indonesia serta mendukung akselerasi pengembangan jejaring kanker nasional.

"Kami sangat mengapresiasi adanya telementoring ECHO yang kini juga merambah ke komunitas pediatri demi meningkatkan kualitas penatalaksanaan kanker anak di Indonesia,” ujar Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dr. Siti Khalimah, Sp.KJ., MARS, melalui siaran persnya.

Baca Juga: Penyintas Kanker di Indonesia Masih Terhambat Biaya Pengobatan, Ini Rekomendasi Untuk Pemerintah

Dia mengatakan, pada umumnya strategi yang paling efektif untuk mengurangi beban kanker pada anak-anak dan meningkatkan hasil perawatan adalah berfokus pada diagnosis yang cepat, tepat dan diikuti oleh terapi berbasis bukti yang efektif.

Oleh karena itu, menurut Siti, sangat penting adanya pembekalan terhadap para tenaga medis agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik.

Model telementoring ECHO hadir untuk menjangkau wilayah-wilayah di Indonesia dengan fasilitas kesehatan maupun tenaga medis yang belum merata dan memadai serta memberikan pelatihan bagi penyedia layanan kesehatan agar dapat memberikan penanganan terbaik bagi para pasien kanker di wilayahnya masing-masing.

Melalui pendekatan berbagi pengetahuan melalui teknologi dengan berbasis kasus-kasus kanker yang sebelumnya sudah ditangani, para ahli di rumah sakit pengampu (hub) serta klinisi di daerah yang diampu (spoke) dapat berinteraksi melalui pemanfaatan teknologi.

Model telementoring ini menjadi bagian dari Project ECHO yang merupakan sebuah program kemitraan strategis dengan tujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas penatalaksanaan kanker, termasuk kanker pada anak, di Indonesia serta mendukung akselerasi pengembangan jejaring kanker nasional.

Baca Juga: Beri Dukungan, Tukang Cukur dan Penata Rambut Botaki Kepalanya Usai Pangkas Habis Rambut Pasien Kanker, Bikin Terharu!

Project ECHO direncanakan akan menjangkau 110 rumah sakit sampai dengan 2024 dengan target jangka panjang hingga 514 rumah sakit.

Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais dr. R. Soeko Werdi Nindito D., MARS, menuturkan, untuk membuat sistem pelayan terpadu agar penatalaksanaan kanker dapat semakin merata diperlukan jejaring layanan kanker nasional, termasuk dalam hal ini mencakup persoalan kanker pada anak di Indonesia.

"Project ECHO sejalan dengan rencana jangka panjang Rumah Sakit Kanker Dharmais untuk membuat jejaring layanan kanker secara nasional agar pasien di berbagai wilayah dapat memperoleh pelayanan langsung tanpa harus datang ke rumah sakit rujukan," tutur dia.

Kemudian, demi meningkatkan kualitas pelayanan bagi anak-anak dengan kanker, maka diperlukan kerja sama dari semua pihak. Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), mendukung usaha untuk meningkatkan kesehatan anak-anak Indonesia, termasuk juga anak-anak dengan kanker.

Menurut dia, diperlukan peningkatan kerja sama dengan berbagai pihak, baik dengan dokter umum, bidan, perawat, dan semua stakeholder lain agar terjalin kolaborasi yang harmonis.

Di era digital ini, IDAI mendukung pemanfaatan teknologi yang maksimal untuk memudahkan pelayanan kesehatan seperti konsultasi antara dokter dengan pasien, dan juga konsultasi antar tenaga kesehatan.

"Hal inilah yang kami harapkan dengan memberikan komunitas pediatri Indonesia pembekalan melalui telementoring ECHO demi meningkatkan penatalaksanaan kanker anak di Indonesia," kata Piprim.

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat sekitar 400.000 anak-anak dan remaja berusia 0-19 tahun diperkirakan terkena kanker setiap tahunnya.

Data yang diambil dari Indonesian Childhood Cancer Foundation menyatakan, setiap tahun di Indonesia terdapat sekitar 14.000 pasien kanker anak baru dan sebagian besar dari mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu.

Sedangkan untuk jenis kanker yang paling sering ditemui pada anak di Indonesia adalah leukemia atau kanker darah. Oleh karena itu, diperlukan program-program khusus dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kanker anak yang berkualitas.

Presiden Direktur Roche Indonesia, Dr. Ait-Allah Mejri berkomitmen terus bekerja sama dengan mitra kami untuk meningkatkan kesadaran publik serta diagnosis, pengobatan dan perawatan suportif untuk kelangsungan hidup anak-anak dan remaja dengan kanker.

Dia mengatakan, melalui Project ECHO, berbagai pihak bersama-sama membangun momentum untuk perubahan serta memperluas kapasitas profesional dari sektor mana pun untuk mendukung anak-anak penderita kanker."

"Anak-anak dengan kanker kini bisa memiliki harapan lebih baik untuk mendapatkan pelayanan berkualitas dan hasil perawatan yang lebih baik, di mana pun mereka berada di Indonesia," demikian kata dia. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI