Kasus COVID-19 Masih Tinggi, AS Minta Warganya Tak Kunjungi 3 Negara Ini

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 09 Maret 2022 | 01:05 WIB
Kasus COVID-19 Masih Tinggi, AS Minta Warganya Tak Kunjungi 3 Negara Ini
Antrian panjang warga yang mengular hingga ke jalanan untuk mengikuti tes di stasiun pengumpulan spesimen bergerak untuk pengujian Covid-19 di Distrik Tung Chung, Hong Kong, Kamis (10/2/2022). [Peter PARKS / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belum semua negara melaporkan penurunan kasus COVID-19 akibat varian Omicron yang merajalela.

Inilah alasannya Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat meminta warga AS tidak berkunjung ke Hong Kong, Selandia Baru, dan Thailand karena kasus COVID-19.

CDC meningkatkan rekomendasi perjalanan ke "Level Empat: Sangat Tinggi" atas tiga negara tujuan itu.

Secara keseluruhan, ada 135 negara dan wilayah yang disebutkan CDC untuk dihindari warga AS.

Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 8 Maret: Positif 3.569, Sembuh 4.213, Meninggal 24

Ilustrasi Thailand (Photo by Geoff Greenwood on Unsplash)
Ilustrasi Thailand (Photo by Geoff Greenwood on Unsplash)

CDC memasukkan 35 lagi tujuan ke "Level 3: Tinggi" dan merekomendasikan warga Amerika yang tidak divaksin anti COVID-19 untuk tidak bepergian.

Lembaga itu pada juga menurunkan enam tujuan, yaitu Anguilla, Tanjung Verde, Fiji, Meksiko, Filipina, dan Uni Emirat Arab, ke Level 3.

Sebanyak 29 tujuan berada di "Level 2: Sedang" atau "Level 1: Rendah."

Hong Kong pada Senin melaporkan 25.150 infeksi baru virus corona serta 280 kematian saat pihak berwenang bergulat membendung gelombang COVID-19 yang memburuk.

Gelombang tersebut telah berdampak pada ratusan panti wreda serta para warga lansia yang tidak divaksin.

Baca Juga: Bertambah 140 Pasien, Kasus Covid-19 di Karawang Capai 4.865 Orang

Hong Kong pada 2021 berhasil mengendalikan virus corona, namun infeksi COVID-19 belakangan ini telah melonjak menjadi total sekitar 500.000 kasus.

Sebagian besar dari 2.200 kematian di kota yang dikendalikan China itu terjadi dalam dua pekan terakhir ini. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI