Angka Obesitas Anak Muda Meningkat Selama Pandemi, Ini Sebabnya

Selasa, 08 Maret 2022 | 15:30 WIB
Angka Obesitas Anak Muda Meningkat Selama Pandemi, Ini Sebabnya
Ilustrasi perut bergelambir. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Angka prevalensi obesitas bagi anak muda Indonesia terus meningkat. Hal tersebut disebabkan karena perubahan aktivitas fisik dan meningkatnya konsumsi makanan tinggi kalori dengan kandungan gula, garam, dan lemak yang tinggi. 

Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI, dr. Elvieda Sariwati, M.Epid, mengatakan, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar, prevalensi obesitas untuk usia 18 tahun ke atas meningkat dari 14,8 persen di tahun 2013 menjadi 21,8 persen di tahun 2018. 

"Kondisi ini diperburuk dengan meningkatnya kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi makanan yang tidak sehat sejak pandemi," ungkap dia dalam 

Hal tersebut tentu sangat disayangkan, terlebih obesitas dapat meningkatkan risiko komplikasi penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi. Masyarakat yang mengalami obesitas diketahui memiliki risiko diabetes yang lebih tinggi sebesar 8 kali lipat. 

Cegah Obesitas Pada Anak ( shutterstock )
Cegah Obesitas Pada Anak ( shutterstock )

Selain diabetes, lanjut dia obesitas juga berkaitan dengan peningkatan risiko hipertensi hingga 5 kali lipat dan risiko penyakit jantung hingga 2 kali lipat. Hal ini tentunya perlu diwaspadai karena prevalensi penyakit-penyakit kronis tersebut terus meningkat di Indonesia.

“Obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi juga merupakan faktor komorbid COVID-19, yang dapat meningkatkan risiko tingkat keparahan dan kematian saat positif terpapar COVID-19," tambah dr. Elvieda.

Hal yang sama diungkapdr. Marya Haryono, MGizi, SpGK, FINEM, Dokter Spesialis Gizi Klinis. Ia menjelaskan jika obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebih akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama (WHO, 2000) . 

Ditambah lagi dengan tingginya frekuensi kegiatan online selama pandemi, membuat anak muda memiliki kebiasaan ngemil atau mengonsumsi jenis makanan tinggi gula, garam, lemak sambil belajar atau bekerja, diikuti dengan kurangnya aktivitas fisik selama mereka di rumah, yang dapat menyebabkan lemak semakin menumpuk dan berisiko obesitas.

Obesitas dapat dicegah saat masih muda dengan mengatur keseimbangan energi dalam tubuh. Bisa dimulai dari mengatur pola tidur atai istirahat yang cukup, pola aktivitas fisik yang kontinu dengan intensitas rendah sampai sedang.

Baca Juga: Cara Mendeteksi Obesitas Tak Hanya dari Angka Timbangan

"Pola emosi makan juga perlu diatur karena kebiasaan makan dengan jumlah berlebih dan cenderung memilih jenis makanan tidak sehat yang tinggi gula, garam, dan lemak disebabkan oleh emosi," jelas dia. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI