Ilmuwan Tenemukan Obat 'Penyelamat Hidup' Lain untuk Pasien Covid-19 Parah, Fungsinya Mengurangi Peradangan

Selasa, 08 Maret 2022 | 11:06 WIB
Ilmuwan Tenemukan Obat 'Penyelamat Hidup' Lain untuk Pasien Covid-19 Parah, Fungsinya Mengurangi Peradangan
Ilustrasi obat (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar Inggris kembali menemukan obat lain yang efektif menyembuhkan infeksi virus corona Covid-19, yakni baricitinib, anti-inflamasi yang biasanya digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis.

Hasil percobaan menunjukkan obat tersebut dapat mengurangi risiko kematian sekitar seperlima pada pasien Covid-19 parah.

Obat ini juga dapat dikombinasikan dengan obat lainnya, seperti steroid dexamethasone. Kedua obat ini kemungkinan dapat mengurangi risiko kematian hingga separuhnya, lapor BBC.

Dalam percobaan obat ini juga dilihat bahwa pasien Covid-19 parah, termasuk yang mendapat bantuan ventilator, jauh lebih baik jika mereka menerima baricitinib.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Bantul Tambah 517 Orang, 553 Pasien Sembuh

"Sekarang sudah diketahui dengan baik bahwa pasien Covid-19 parah di rumah sakit, respons imun yang terlalu aktif adalah pendorong utama kerusakan paru-paru," jelas profesor kedokteran dan epidemiologi, Sir Martin Landray, dari Oxford Population Health.

Ilustrasi obat. (Unsplash)
Ilustrasi obat. (Unsplash)

Ia menambahkan bahwa baricitinib terbukti meningkatkan kemungkinan hidup pasien Covid-19 parah ketika dibarengi pengobatan lain untuk meredam respons imun yang terlalu aktif, seperti dexamethasone dan tocilizumab.

"Ini membuka potensial untuk menggunakan kombinasi obat anti-inflamasi untuk menurunkan risiko kematian bagi beberapa pasien sakit parah." imbuhnya.

Studi yang disebut Percobaan Pemulihan ini dinilai menjadi salah satu kisah sukses pandemi. Dengan lebih dari 47.000 peserta di seluruh Inggris, ini adalah studi perawatan Covid-19 terbesar di dunia.

Obat terbarunya, yakni baricitinib ini, ditemukan dengan bantuan beberapa riset 'detektif' DNA.

Baca Juga: Longgarkan Mobilitas Hingga Pangkas Waktu Karantina, Indonesia Siap Hidup Dengan Covid-19?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI