"Beberapa anak mungkin lebih gelisah, dan mereka mungkin lebih sulit untuk ditenangkan," ungkap Direktur Pusat Anak Berkembang dari Universitas Harvard, Dr. Jack Shonkoff.
"Beberapa anak dalam keadaan seperti ini cenderung menarik diri, tidak banyak menangis, dan tidak menuntut banyak perhatian," lanjut Dr. Jack.
Dari kondisi tersebut, terkadang banyak anak yang menutupi sebagian rasa traumanya atas peristiwa perang. Dr. Jack menegaskan, kondisi ini bisa mengkhawatirkan bagi mental anak ke depannya.
"Terkadang, itu adalah tanda dari hal-hal yang paling dikhawatirkan, karena anak-anak memilih menarik diri, dan menginternalisasi banyak hal yang terjadi," pungkasnya.