Suara.com - Stunting atau gagal tumbuh pada anak faktor utamanya disebabkan karena kekurangan asupan gizi seimbang selama seribu pertama kehidupan sejak di dalam kandungan. Kurangnya asupan gizi tersebut bisa juga dipengaruhi karena anak kurang mendapatkan imunisasi dasar.
Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan Husni Thamrin, SKM., M.Kes., mengungkapkan bahwa sekitar 30 persen anak yang stunting di daerahnya ternyata status imunisasi dasarnya tidak lengkap.
"Ternyata kalau dirunut, penyakit stunting ini pertama memang asupan gizi kurang, kedua penyakit infeksi terutama yang bisa dicegah dengan imunisasi. Jadi angka stunting di Sulsel, hampir 30 persen adalah anak-anak yang tidak imunisasi lengkap," kata Husni dalam siaran langsung Instagram bersama Radio Al-Markaz Makassar, Minggu (6/3/2022).
Ia menjelaskan, anak yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap hingga usia 2 tahun akan sering terkena penyakit infeksi. Akibat sering sakit, asupan nutrisi dan gizi dalam tubuh terkuras. Juga tumbuh kembangnya tidak optimal.
"Jadi yang harus orang paham betul, sampai usia anak dua tahun harus dimaksimalkan selain gizi juga imunisasi. Supaya anak-anak kita terhindar dari penyakit," kata Husni.
Menurutnya, edukasi mengenai pentingnya imunisasi masih harus terus digalakan. Sebab, hingga saat ini masih ada masyarakat yang tidak percaya dengan manfaat imunisasi bagi kesehatan anak.
Husni menambahkan, dengan pemberian imunisasi dasar lengkap, artinya orangtua juga memberikan kesempatan kepada anak untuk tumbuh dan berkembang hingga dewasa.
"Edukasi ini harus terus kita lakukan. Lapisan masyarakat itu kan macam-macam. Ada kelompok yang kepala batu, tapi kita tidak boleh putus asa. Karena imunisasi ini untuk kita semua. Imunisasi ini kekebalan imunitas, karena penyakit menular ini termasuk penyakit kebersamaan. Jadi tidak bisa sendiri-sendiri," pungkasnya.
Baca Juga: PPI Tuntaskan Program Tahap Kelima Pengentasan Stunting di NTB