Suara.com - Misteri kematian artis Thailand, Tangmo Patcharaveerapong alias Tangmo Nida tak hanya menyita perhatian publik di Thailand, tetapi juga di Indonesia.
Tangmo Nida dikabarkan meninggal dunia akibat terjatuh dari speedboat dan tenggelam di sungai Chao Praya, Thailand, Sabtu (26/2/2022).
Tetapi, penyebab kematian Tangmo Nida ini diragukan lantaran kondisi jenazahnya yang luka-luka di beberapa bagian tubuh.
Selain itu, sang ibu juga tidak yakin anaknya tenggelam hingga meninggal dunia karena cukup pandai berenang. Karena itu, jenazah Tangmo Nida pun sempat diautopsi.
Baca Juga: Menderita Diabetes, Dokter Imbau Lakukan Cek Kesehatan Mata Secara Rutin
Autopsi yang dilakukan di Institut Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Polri menyatakan bahwa paru-paru Tangmo terdapat pasir. Hal ini menandakan bahwa ia masih bernapas saat terjatuh ke sungai.
Hasil autopsi juga menemukan luka dalam di kaki kirinya. Tetapi, masih belum bisa dipastikan penyebab kematiannya jatuh tenggelam atau alasan lain.
Seperti yang kita tahu bahwa autopsi mayat adalah prosedut yang bisa dilakukan untuk mencaritahu penyebab, cara, kapan dan bagaimana seseorang meninggal dunia.
Prosedur autopsi ini biasanya dilakukan oleh dokter ahli patologi atau dokter forensik. Autopsi juga harus dilakukan cepat, biasanya 2 hingga 3 hari setelah kematian seseorang untuk mendapatkan hasil lebih baik.
Dilansir dari Hellosehat, autopsi berlangsung dengan cara melakukan pemeriksaan eksternal tubuh. Semua fakta atau informasi mengenai tubuh itu akan direkam dan dicatat.
Mulai dari tinggi dan berat badan mayat, bentuk gigi, warna mata, goresan atau bekas luka di sekujur tubuh, tato hingga tanda lahir.
Setelah itu, dokter bisa melakukan bedah internal untuk memeriksa kondisi organ dalam tubuhnya. Misalnya, guna melihat adanya residu kandungan racun atau residu zat lain dalam jantung, paru-paru, ginjal, hati sampai isi perut.
Pembedahan dilakukan untuk melihat adanya kerusakan organ guna memastikan penyebab kematiannya, jika tidak ditemukan adanya residu zat yang mencurigakan.
Dokter biasanya membuat sayatan besar di badan mayat berbentuk Y atau U, yang dimulai dari kedua sisi bahu hingga ke daerah tulang pinggul selama proses pembedahan.
Kemudian, tulang rusuk di depan akan dilepas sehingga dokter bisa melihat organ leher dan dada. Cara ini memungkinakan dokter mengambil organ trakea, kelenjar tiroid dan paratiroid, esofagus, jantung, aorta toraks, dan paru-paru.
Setelah semua organ tubuh itu diambil, dokter bisa mengambil organ lain di bawahnya, seperti usus, hati beserta empedunya, pankreas, limpa, ginjal dan kelenjar adrenal, ureter, kantung kemih, aorta abnominal, dan organ reproduksi.
Terkadang, dokter juga perlu memeriksa organ otak dengan cara memotong kepala dari satu telinga ke telinga yang lain.