Suara.com - Rasa sakit yang tak tertahankan pada perut hingga muntah-muntah merupakan hal yang wajar terjadi ketika menstruasi.
Tapi, seorang gadis remaja 14 tahun yang mulai berjuang menghadapai rasa sakit menstruasi justru menemukan fakta yang lebih menyedihkan.
Gadis bernama Nadine Lewis itu mengaku mulainya sering muntah dan mengalami rasa sakit tak tertahankan selama menstruasi.
Saat itu, ia juga tak tahu rasa sakit mentruasinya akan bertahan lama dan mengganggunya selama 20 tahun ke depan.
Baca Juga: WHO Temukan Varian Omicron Subvarian BA3, Ini Bedanya dengan BA1 dan BA2!
Sebab, rasa sakitnya berangsur-angsur memburuk dari waktu ke waktu. Nadine juga menderita hot flushes, fit dan mimpi buruk.
Setelah periksa, dokter umum mengatakan Nadine sedang mengalami nyeri haid saja. Kemudian, dokter spesialis mendiagnosisnya endometriosis setelah 12 tahun tak kunjung membaik.
Sepanjang perjuangannya dengan kondisi tersebut, Nadine mengatakan bahwa setiap bagian tubuhnya telah terkena dampak. Kondisi inilah yang membuat Nadine sulit memulai sebuah keluarga sendiri.
Apalagi, endometriosis yang dideritanya sudah menyebar ke paru-paru. Lima tahun setelah diagnosis awal, Nadine didiganosis dengan endometriosis toraks, yang berarti bahwa kondisi tersebut telah menyebar ke paru-parunya.
Akibatnya, ia menderita gejala pernapasan dengan kondisi tersebut dan paru-parunya harus kehabisan cairan.
Baca Juga: Beda dengan Varian Omicron, Para Ahli Temukan Gejala Umum Subvarian BA2
“Saya tidak bisa melakukan apa-apa untuk diri saya sendiri. Apalagi, saya mengalami obstruksi usus dan paru-paru saya juga kolaps,” kata Nadine dikutip dari The Sun.
Adapun gejala umum endometriosis lainnya termasuk rasa sakit saat berhubungan, periode berat, infertilitas dan kram menstruasi yang berlebihan.