Suara.com - Tinggal di Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan agama, maka sudah wajib hukumnya mengajarkan toleransi kepada anak, agar bisa bersosialisasi dengan anak-anak dari suku dan agama yang berbeda.
Meski terdengar mudah, praktiknya mengajarkan anak toleransi cenderung lebih menantang, karena masih banyaknya pandangan yang membeda-bedakan suku dan agama.
Penulis dan Pegiat Toleransi, Kalis Mardiasih mengakui meski tidak mudah, namun orangtua bisa mengajarkan nilai-nilai toleransi pada anak sedini mungkin, melalui 3 cara sebagai berikut:
1. Buka Kesempatan Anak Berteman dengan Siapapun
Baca Juga: Tak Dikasih Uang, Pemuda di Binjai Sumut Tega Bakar Rumah Orang Tua
Menurut Kalis, ini adalah cara yang paling mudah karena anak akan merasa terikat dan memiliki hubungan pertemanan, tanpa melihat asal suku, ras dan agama anak tersebut.
Seiring waktu berjalan, ia juga akan mulai mengerti perbedan jenis ibadah, cara berbicara, hingga warna kulit yang berbeda, dan ia bisa menolerasinya, bisa mengerti, serta bisa menerima perbedaan tersebut.
"Anak-anak itu belajar dengan praktik ini, belajar dengan sederhana kerjasama antar anak, dan anak itu beragam, dan memberikan pertolongan kepada teman yang berbeda dan sebagainya," papar Kalis.
2. Izinkan Anak Bertanya
Sudah jadi sifat dan bawaan anak, mereka memiliki rasa penasaran dan ingin tahu yang tinggi. Sehingga setelah berteman dengan anak dari berbagai suku dan agama, maka ia akan banyak dapat informasi dan pengetahuan.
Baca Juga: Soal Pendirian Rumah Ibadah Multi Agama di Kampus, Menag Yaqut: Ini Gerakan Simbolis
Setelahnya, biasanya anak akan bertanya pada orangtua maupun guru, dengan apa yang membuat ia penasaran tentang perbedaan asal ras, suku hingga agama yang dianut temannya.
Di sinilah, kata Kalis sebisa mungkin orangtua harus menerima pertanyaan anak, dan harus bisa menjawabnya dengan penjelasan yang mudah dimengerti anak.
"Metodologi bertanya harus diajarin, oh kalau lihat gini cara bertanya itu boleh. Kemudian ajarkan anak, cara bertanya dan tidak menyalahkan pertanyaan anak, dan selalu menjawab pertanyaan anak jadi toleran, dan jawaban yang toleran," tutur Kalis.
3. Ingatkan Pentingnya Cinta dan Kasih Sayang
Semua agama mengajarkan perdamaian, termasuk juga dalam islam dan kristen yang mengajarkan cinta dan kasih sayang kepada sesama, tanpa membedakan suku dan agama.
"Jadi anak-anak selalu ingat bahwa esensi beragama di dalam islam, itu mengingatkan cinta kasih adalah esensi beragama," papar Kalis.
Apalagi kata Kalis, semua yang dipelajari di dunia akan percuma jika tanpa perdamaian dan cinta kasih. Poin inilah yang harus dipahami anak-anak, dan diajarkan orangtua.
"Kita belajar buat bikin penemuan tapi pasarnya dihancurkan. Ada masjid dibakar, gereja dihancurkan, nggak ada gunanya, buat apa kita mengusahakan teknologi, kalau nggak ngajarin toleransi dan perdamaian," tutup Kalis.