Suara.com - Hilangnya indera penciuman dan perasa adalah salah satu gejala virus corona Covid-19 untuk varian pertama hingga Delta.
Kini, gejala tersebut jarang dialami ketika varian Omicron mulai muncul di mana-mana.
Hilangnya indera penciuman atau anosmia ini umumnya hanya bertahan sementara dan penderita akan pulih beberapa minggu atau bulan setelah infeksi Covid-19.
Mengapa Covid-19 menyebabkan hilangnya anosmia?
Sebuah tim peneliti dari Italia telah menemukan bahwa hilangnya rasa dan bau bertepatan dengan adanya lonjakan interleukin 6 dalam darah.
Interleukin 6 merupakan molekul sinyal peradangan. Mengukur kadar interleukin 6 yang bersirkulasi dalam darah penting untuk mengidentifikasi perkembangan penyakit pada pasien Covid-19, lapor Times of India.

Studi juga menemukan bahwa dua gen, ACE2 dan TMPRSS2, yang penting bagi virus corona memasuki sel manusia juga diekspresikan oleh sel-sel epitel penciuman.
Epitel penciuman bertanggung jawab untuk mendeteksi bau. Adanya kedua gen tersebut membuat epitel penciuman rentan terhadap infeksi.
Jadi, peneliti menilai anosmia terjadi karena hilangnya fungsi sel-sel pendukung di epitel penciuman setelah serangan virus corona.
Baca Juga: Ulasan Film China 'Ode to the Spring', Tentang Pandemi Covid-19 yang Tayang Awal April
Cara mengetahui indera penciuman telah kembali