Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan bahwa memperpanjang waktu antara dosis pertama dan kedua vaksin Covid-19 dapat mengurangi risiko efek samping mikoarditis.
Jarak waktu tunggu yang direkomendasikan adalah 8 minggu atau dua bulan untuk dosis vaksin Pfizer dan Moderna.
Interval yang panjang itu dapat mengurango risiko terkena miokarditis, jenis peradangan jantung langka. Kondisi ini beberapa kali dilaporkan memengaruhi sebagian kecil penerima dosis vaksin mRNA.
"Sementara risiko absolut tetap kecil, risiko relatif miokarditis lebih tinggi untuk pria berusia 12 hingga 39 tahun. Risiko ini dapat dikurangi dengan memperpanjang interval antara dosis pertama dan kedua," jelas CDC, dilansir Health.
Baca Juga: Akademisi Unmul Sebut Musim Pancaroba Dorong Kenaikan Angka Kasus Covid-19 di Bumi Mulawarman
Rekomendasi tersebut didasarkan pada penelitian CDC yang menemukan bahwa respons antibodi puncak dan efektivitas vaksin dapat ditingkatkan dengan jarak suntik lebih dari empat minggu.
Namun, jangan sampai melebihi 8 minggu. Sebab, belum ada bukti bahwa melebihi waktu ini akan memberi manfaat tambahan.
Ini adalah perubahan dari pedoman CDC yang merekomendasikan untuk memberi tiga sampai empat minggu dari dosis pertama ke dosis kedua, tergantung pada merek.
Tetapi CDC masih menyarankan kepada orang-orang yang mengalami gangguan kekebalan, berusia lebih dari 65 tahun, atau berisiko tinggi terkena Covid-19 parah untuk mendapat dosis tepat pada jadwal awal.
Baca Juga: Update: Positif Covid-19 Indonesia Tambah 26.347 Orang, 328 Jiwa Meninggal