Ingin Pandemi Berubah Jadi Endemi, Kolaborasi Lintas Sektor Wajib Dilakukan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 04 Maret 2022 | 19:43 WIB
Ingin Pandemi Berubah Jadi Endemi, Kolaborasi Lintas Sektor Wajib Dilakukan
Sejumlah warga mengunjungi kawasan Wisata Kota Tua, Jakarta, Kamis (3/3/2022). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua tahun sudah Indonesia mengalami pandemi Covid-19 yang mengubah kehidupan di masyarakat. Agar pandemi segera berlalu dan berubah menjadi endemi, apa yang perlu dilakukan?

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan untuk bisa mencapai endemi, salah satu yang harus diperbanyak adalah kolaborasi lintas sektor.

“Pembelajaran pandemi COVID-19 selama dua tahun ini sangat banyak. Pertama adalah pentingnya kolaborasi. Tidak mungkin Kemenkes mampu bekerja sendirian menangani pandemi ini. Kita harus inklusif dan bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk para ahli, media, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi masyarakat, dan instansi pemerintah lintas sektor,” ujarnya dikutip dari Sehatnegeriku.

Pentingnya kolaborasi ini termasuk dalam hal mempercepat laju vaksinasi COVID-19. Hingga Rabu (2/3) vaksinasi dosis 1 sudah diberikan kepada 190.979.676 (91,70%) penduduk, dan vaksinasi dosis 2 sudah diberikan kepada 144.565.875 (69,41%) penduduk. Sementara itu vaksinasi dosis 3 (booster) sudah diberikan kepada 10.249.634 (4,92%) penduduk.

Baca Juga: Rumah Qur'an Mas'ud Silalahi Bagikan Paket Sembako

Warga beraktivitas ketika jam pulang kerja di Kawasan Sudirman - Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (7/2/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Warga beraktivitas ketika jam pulang kerja di Kawasan Sudirman - Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (7/2/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

Selain kolaborasi, dr. Nadia juga melihat pandemi menunjukkan pentingnya penguatan layanan kesehatan hingga ke daerah-daerah.

“Penguatan layanan kesehatan tentunya sangat krusial di masa pandemi, terutama layanan kesehatan yang mampu menjangkau masyarakat yang berada di pelosok daerah. Sepanjang pandemi, kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan dinas kesehatan di seluruh Indonesia untuk memastikan kita memiliki layanan kesehatan yang mampu memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat,” tambah dr. Nadia.

Beberapa hasil positif dari strategi penguatan layanan kesehatan adalah dengan menurunnya jumlah pasien COVID-19 di rumah sakit menjadi 33% dari total kapasitas nasional dibanding kemarin (1/3) yang sempat berada di posisi 34%. Selain itu, jumlah kesembuhan juga meningkat hari ini menjadi 42.935 dibanding hari kemarin di posisi 39.887.

Positivity rate harian juga mengalami penurunan menjadi 12,24% dibanding Senin (28/2) di angka 18,21%. Pemeriksaan spesimen juga diperkuat pada Selasa (1/3) lalu kembali ke level 438.751 setelah sebelumnya pada Senin (28/2) di level 276.215 karena libur peringatan Isra’ Miraj.

Namun, dr. Nadia juga mengingatkan peran penting masyarakat untuk membantu pemerintah menangani pandemi.

Baca Juga: Virus Corona Covid-19: Kapan Pandemi Berubah Menjadi Endemik?

“Perjuangan kita belum selesai dan kita tidak boleh patah semangat. Sudah banyak keberhasilan yang kita peroleh selama 2 tahun ini, namun kami masih butuh bantuan dan dukungan masyarakat. Menjalankan protokol kesehatan dan melengkapi vaksinasi agar kita dapat segera mencapai minimal 70% dari total target vaksinasi nasional,” tutup dr. Nadia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI