Suara.com - Kisah seorang mahasiswa New England yang kedua kakinya diamputasi setelah mengonsumsi makanan sisa, yakni nasi, ayam dan sisa makanan lain dari restoran cukup menjadi perhatian.
Pria berusia 19 tahun itu dirawat di unit perawatan intensif anak (PICU) Rumah Sakit Umum Massachusetts karena kegagalan organ dan ruam akibat konsumsi makanan sisa.
Masa rawat inapnya pun kemudian diperpanjang karena mengalami komplikasi, termasuk nekrosis pada lengan, kaki dan gangren akibat makanan sisa.
Karena kasus ini, Departemen Pertanian AS merekomendasikan agar orang memastikan makanan dimasak pada suhu yang aman.
Dilansir dari Fox News, departemen tersebut juga menyarankan semua orang untuk segera mendinginkan makanan sisa guna memastikan bahwa makanan itu masih aman atau tidak dikonsumsi.

"Tidak mengolah makanan pada suhu yang aman dan membiarkan makanan keluar pada suhu yang tidak aman adalah dua penyebab utama penyakit bawaan makanan," ungkap Departemen Pertanian AS.
Penanganan sisa makanan yang aman sangat penting untuk mengurangi penyakit bawaan makanan.
Daging merah harus dimasak hingga suhu internal minimum 62 derajat celcius yang diukur dengan termometer makanan sebelum mengeluarkan daging dari sumber panas.
Daging harus didiamkan setidaknya 3 menit sebelum diolah atau dikonsumsi. Semua daging giling juga harus dimasak hingga suhu internal 73 derajat celcius dan unggah hingga suhu internal 73 derajat celcius.
Baca Juga: Kemenkes Malaysia: 91 Persen Korban Meninggal Covid-19 Tidak Sadar Terinfeksi Virus Corona
USDA menunjukkan bahwa bakteri tumbuh dengan cepat antara suhu -17 derajat celcius dan 60 derajat celcius.