Selain itu, ahli urologi Miami dalam jurnalnya yang diterbitkan World Journal of Men’s Health, mengungkapkan terdapat dua pria yang menderita disfungsi ereksi setelah ditemukannya virus corona yang dapat masuk ke organ intim, yakni penis.
Para ahli menyatakan jika sebelum terjangkit Covid-19, para pria ini memiliki fungsi ereksi yang normal.
2. Ukuran Penis Menciut

Salah satu dampak dari Covid-19 adalah memengaruhi ukuran penis menjadi keci l dan menciut. Hal ini ditemukan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Lancet E Clinical Medicine.
Dalam penelitian yang dilakukan terhadap 3.400 orang yang dilakukan oleh University College London, menemukan bahwa dari 200 orang melaporkan mengalami gejala long Covid-19, salah satunya yang paling langka adalah mengaku ukuran penis mengecil.
Hampir 5 persen lelaki mengalami penurunan ukuran penis. Menurut para ahli, hal ini kemungkinan efek domino dari kerusakan pembuluh darah akibat virus corona.
3. Priapismus

Salah satu dampak dari komplikasi Covid-19 adalah priapismus. Priapismus adalah kondisi di mana lelaki mengalami ereksi berkepanjangan.
Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan The American Journal of Emergency Medicine, terdapat sebuah kasus di mana lelaki berusia 69 tahun di Ohio, Amerika Serikat dirawat di Unit Gawat Darurat akibat mengalami demam, batuk kering, hingga diare.
Dua hari kemudian, pria ini mengalami dispnea akut yang menyebabkan kondisi pernapasannya terus menurun. Ia pun dilarikan ke perawatan unit intensif (ICU) dan memerlukan ventilator. Saat perawat sedang mengalami pemeriksaan berkala, disadari ia mengalami ereksi.