3 Efek Infeksi Virus Corona Covid-19 Bagi Kaum Adam, Termasuk Bikin Penis Menciut!

Risna Halidi Suara.Com
Rabu, 02 Maret 2022 | 20:05 WIB
3 Efek Infeksi Virus Corona Covid-19 Bagi Kaum Adam, Termasuk Bikin Penis Menciut!
Ilustrasi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bukan hanya memengaruhi sistem pernafasan, virus corona nyatanya dapat memengaruhi hal lain di tubuh termasuk kualitas sperma yang pada akhirnya berdampak pada kesuburan seorang lelaki.

Lewat jurnal Fertility and Sterility disebutkan, virus SARS-CoV-2 penyebab sakit Covid-19 bisa meningkatkan perkembangan sel sperma yang dapat menyebabkan peradangan dan stres oksidatif.

Sebelumnya, ilmuwan asal Israel juga melakukan sebuah studi yang menunjukkan infeksi Covid-19 bisa menyebabkan kemandulan pada lelaki, lantaran virus yang bisa bekerja merusak sel testis, tempat produksi sperma.

Studi lain yang diterbitkan oleh jurnal Fertility and Sterility, menunjukkan responden lelaki mengalami penurunan jumlah sperma hingga 50 persen per milimeter, turunnya jumlah volume ejakulasi, hingga berkurangnya pergerakan sperma.

Baca Juga: Cara Isi e-HAC di PeduliLindungi Sebelum Naik Pesawat, Aturan Baru Bagi Pelaku Perjalanan Domestik Mulai 3 Maret 2022!

Dikutip Suara.com dari siaran pers Bocah Indonesia, Rabu (2/3/2022), berikut 3 efek terinfeksi virus corona bagi kaum Adam:

1. Disfungsi Ereksi

Disfungsi Ereksi

Salah satu efek Covid-19 adalah bisa menyebabkan disfungsi ereksi. Perlu dicatat, hal ini tidak hanya disebabkan oleh virus corona varian Omicron, tapi juga varian sebelumnya.

Sebuah jurnal yang diterbitkan Journal of Endocrinological Investigation pada tahun 2020, mengungkap virus SARS-CoV-2 bisa memicu peradangan pada pembuluh darah.

Dalam jurnal tersebut mengatakan, ketika pembuluh darah dan sistem kardiovaskular rusak, maka hal tersebut dapat memicu disfungsi ereksi.

Baca Juga: Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting Terpapar Covid-19, Jalani Isoman di Rumah

Sebuah hasil studi lain yang diterbitkan Cambridge University Press Public Health Emergency Collection melaporkan, dua orang pria yang terjangkit virus corona mengalami ketidakmampuan untuk mencapai orgasme setelah dinyatakan negatif dari Covid-19.

Selain itu, ahli urologi Miami dalam jurnalnya yang diterbitkan World Journal of Men’s Health, mengungkapkan terdapat dua pria yang menderita disfungsi ereksi setelah ditemukannya virus corona yang dapat masuk ke organ intim, yakni penis.

Para ahli menyatakan jika sebelum terjangkit Covid-19, para pria ini memiliki fungsi ereksi yang normal.

2. Ukuran Penis Menciut

Ilustrasi penis / Mr P lelaki. (Shutterstock)
Ilustrasi penis / Mr P lelaki. (Shutterstock)

Salah satu dampak dari Covid-19 adalah memengaruhi ukuran penis menjadi keci l dan menciut. Hal ini ditemukan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Lancet E Clinical Medicine.

Dalam penelitian yang dilakukan terhadap 3.400 orang yang dilakukan oleh University College London, menemukan bahwa dari 200 orang melaporkan mengalami gejala long Covid-19, salah satunya yang paling langka adalah mengaku ukuran penis mengecil.

Hampir 5 persen lelaki mengalami penurunan ukuran penis. Menurut para ahli, hal ini kemungkinan efek domino dari kerusakan pembuluh darah akibat virus corona.

3. Priapismus

Ilustrasi penis ereksi. (Shutterstock)
Ilustrasi. (Shutterstock)

Salah satu dampak dari komplikasi Covid-19 adalah priapismus. Priapismus adalah kondisi di mana lelaki mengalami ereksi berkepanjangan.

Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan The American Journal of Emergency Medicine, terdapat sebuah kasus di mana lelaki berusia 69 tahun di Ohio, Amerika Serikat dirawat di Unit Gawat Darurat akibat mengalami demam, batuk kering, hingga diare.

Dua hari kemudian, pria ini mengalami dispnea akut yang menyebabkan kondisi pernapasannya terus menurun. Ia pun dilarikan ke perawatan unit intensif (ICU) dan memerlukan ventilator. Saat perawat sedang mengalami pemeriksaan berkala, disadari ia mengalami ereksi.

Setelah diberikan es untuk kompres pada penis, ereksi tak juga berhenti hingga 4 jam. Ereksi mereda 30 menit setelah pangkal penis disuntikkan obat oleh tim medis.

Tim medis melakukan diagnosis jika lelaki tersebut mengalami priapismus iskemik. Kondisi ini terjadi karena lelaki mengalami ereksi akibat adanya penyumbatan pada pembuluh darah.

Dalam jurnal tersebut juga mengungkapkan jika priapismus pada pasien komplikasi Covid-19 tersebut akan perlu dilakukan observasi lebih dalam kasus ini.

Pasalnya, jika priapismus terjadi karena komplikasi virus corona, hal ini harus segera mendapat penanganan yang tepat agar tidak menyebabkan kondisi yang lebih serius.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI